Breaking News:

Mata Lokal Travel

Kisah Meriam Buntung di Istana Siak Riau, Dicuri, Dipotong, Hingga Diselamatkan Dari Kapal Karam

Menlik kisah unik meriam buntung di Istana Siak, Kabupaten Siak, Riau, yang dicuri kemudian dipotong hingga diselamatkan dari kapal karam.

tribunpekanbarutravel.com/Theo Rizky
WISATA SIAK - Berbagai jenis meriam dapat ditemui di Istana Siak, Kabupaten Siak, Riau, Senin (8/9/2025). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Barang-barang unik peninggalan sejarah Kerajaan Siak menjadi koleksi berharga pengisi istana yang dikenal dengan Istana Matahari Timur.

Selain perkakas sultan dan permaisuri, alat musik serta perabotan, senjata berat berupa meriam juga banyak ditemui di Istana Siak.

Baca juga: Mengenal Tugu Zapin di Sukajadi, Pekanbaru, Riau Karya Seniman Legendaris Asal Bali

WISATA SIAK - Potret kemegahan Istana Siak yang menjadi kediaman resmi Raja-raja Siak.
WISATA SIAK - Potret kemegahan Istana Siak yang menjadi kediaman resmi Raja-raja Siak. (Kompas/I Made Asdhiana)

 Baca juga: 5 Gunung di Jawa Barat yang Cocok Buat Tektok Pendaki Pemula

Dalam bahasa Melayu, meriam disebut juga Kanon atau Lela. Ini merupakan senjata artileri yang berukuran besar, berbentuk tabung yang panjang. 

Meriam ini menggunakan bubuk mesiu atau bahan pendorong lainnya untuk menembakkan proyektil.  

Baca juga: Penuh Keseruan! Hearts2Hearts Nyanyi Bareng Jingle Iklan Shopee 9.9 Super Shopping Day

Baca juga: Itinerary Semarang 2 Hari 1 Malam: Bujet Rp 1,2 Juta Berdua, Kereta PP, Hotel & Wisata Hits

Disampaikan juru kunci Siak'>Istana Siak Zainuddin belum lama ini, meriam menjadi salah satu senjata andalan di masa kesultanan,

Sayangnya, sejak wabah Virus Corona atau Covid-19 merebak, Siak'>Istana Siak tutup untuk umum.

Buat sementara waktu, warga dan wisatawan belum dibenarkan menjelajahi benda-benda bersejarah yang berada di kompleks Istana  Asserayah Al Hasyimiyah itu.

Menariknya, meriam yang terdapat di istana Siak ternyata beragam ukuran dan kaliber.

Masing-masingnya juga mempunyai jangkauan, sudut tembak dan daya tembak yang berbeda.  

2 dari 4 halaman

"Di antara meriam yang tersisa sekarang ini, ada diantaranya  yang  pernah dipergunakan dalam perang melawan penjajah," kata Zainuddin.

Baca juga: Situ Gede Bogor Jawa Barat: 3 Alasan Mengapa Destinasi Ini Wajib Dikunjungi

Meriam-meriam itu kini masih dapat dilihat, bahkan disentuh jika ada kesempatan berkunjung ke istana Siak. Paling mungkin bila istana tersebut sudah dibuka kembali untuk umum.

"Tentu bisa, kalau pandemi Covid-19 ini sudah hilang. Mudah-mudahan segeralah hilang biar istana kita ini ramai kembali dikunjungi wisatawan," kata dia.

Sejumlah meriam ada yang tertanam di bagian luar istana, ada juga yang dipajang di sudut kanan ruangan istana. Di luar istana, terdapat 11 pucuk meriam

Posisi peletakan meriam tampak memberikan pengamanan bagi istana. Hampir di seluruh sudut terdapat moncong meriam yang mengarah keluar istana,

sebagai persiapan jaga-jaga, bila penjajah mendadak menyerang.  

Sedangkan meriam yang ditaruh di bagian dalam istana, merupakan meriam yang dibawa ke medan perang. Kini, terdapat 8 pucuk meriam beragam kaliber di dalam istana.

Selama ini, meriam-meriam itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung. Membuktikan kerajaan Siak pernah memiliki perlengkapan perang yang mumpuni.

Dari 19 pucuk meriam tersisa di istana Siak, sepucuk di antaranya disebut meriam Buntung. Koleksi penting ini punya kisah yang menarik pula. 

Meriam sepanjang 1,5 meter itu pernah dicuri pada 1960. Herannya, si pencuri tidak membawa utuh meriam tersebut. 

3 dari 4 halaman

Meriam itu dipotong terlebih dahulu lalu diangkut yang bagian moncongnya. 

Penjaga istana dan warga Siak heboh atas kehilangan sepucuk meriam. Penjaga istana dan warga mencoba mencari meriam itu.

Pada saat orang-orang heboh atas kehilangan itu, terdengar kabar ada kapal karam di teluk Salak. Kemudian ada yang diutus ke lokasi kapal karam itu.

Bagian meriam yang dicuri ditemukan kembali di lokasi kapal karam tersebut. Hingga kini masih sulit mendapatkan cerita lengkapnya,

siapa orang yang menemukan meriam itu lalu mengangkutnya kembali ke istana Siak

Dalam sejarahnya, kapal yang mengangkut meriam Buntung itu adalah kapal yang hendak menuju Singapura.

Tidak pula ada kejelasan, siapa sebenarmya yang mencuri meriam itu. Saat ini, meriam Buntung itu dapat dilihat di bagian kanan.

Sebuah plakat melekat di badan meriam tersebut dengan tulisan "Meriam ini pernah dicuri pada tahun 1960 dan ditemukan pada sebuah kapal yang akan ke Singapura dan kapal yang membawanya tenggelam di Teluk Salak," lengkap dengan tulisan berbahasa Inggris.

Baca juga: Itinerary Tektok Gunung Andong Bujet Mulai Rp 450 Ribuan untuk Rombongan 4 Orang

Letaknya terpisah dari tujuh meriam lainnya. Meriam buntung ini memang tampak sedikit lebih besar dari meriam lainnya di sana.

"Itulah Tuah negeri istana. Semua kemungkinan bisa terjadi. Tapi masyarakat Siak menyadari betapa pentingnya barang-barang peninggalan kesultanan dijaga bersama-sama," kata dia.

4 dari 4 halaman

Istana Siak disebut juga istana Matahari Timur. Bentuknya masih dipertahankan hingga sekarang. 

Istana Siak ini berwarna kuning gading, dengan dinding luar dari batu bata dan dinding dalam dari kayu ulin. 

Istana ini dibangun pada masa Sultan Syarif Hasyim (Raja XI) pada 1889. Bangunan istana tersebut rampung pada 1893 dengan luas bangunan 1.000 meter persegi.

Bangunan tampak modern jika diukur pada masanya, karena mengelaborasi gaya Melayu, Eropa, India dan Timur Tengah. Istana ini juga dikelilingi taman-taman yang indah.

Istana ini digunakan pada masa Sultan Syarif Hasyim atau raja Siak XI hingga 1908. Tahta kerajaan diteruskan putranya yakni Sultan Syatif Kasim II atau raja XII sejak 1908 -1968.

Istana Siak berlokasi di Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau.

(TribunTravel.com)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Istana SiakSiakRiaumeriamMataLokalTravel
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved