Breaking News:

Mata Lokal Travel

Mengenal Istana Raja Rokan, Simbol Kebangkitan Masyarakat Melayu di Rokan IV Koto, Rokan Hulu, Riau

Istana Raja Rokan menjadi simbol kebangkitan masyarakat melayu di Kabupaten Rokan Hulu, Riau yang kini jadi destinasi wisata sejarah populer.

|
Dok Tribun Pekanbaru
WISATA RIAU - Potret Istana Raja Rokan di Desa Rokan Koto Ruang, Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Senin (1/9/2025). 

TRIBUNTARVEL.COM - Tak jauh dari Sungai Rokan berdiri sebuah kompleks bangunan kerajaan, lokasinya ada di antara gugusan Bukit Barisan.

Bangunan istana dengan konsep bangunan panggung tersebut berdiri di pinggir Jalan Lintas jika ingin menuju Pasaman, Sumatera Barat melalui Lubuk Bendahara di Ujung Batu. 

Baca juga: Indahnya Dua Masjid yang Baru Dibangun di Siak, Riau Ini, Berarsitektur Artistik dan Minimalis

Baca juga: 5 Bekas Penjara di Indonesia yang Berubah Jadi Destinasi Wisata Penuh Cerita Mistis

Kerajaan tersebut menjadi simbol bagi kebangkitan masyarakat Melayu di Rokan Hulu.

Namanya adalah Kerajaan Rokan dan diperkirakan berdiri sejak tahun 1600-an.

Kini, kompleks bangunan istana beserta bangunan pelengkap lainnya itu masih lestari, lokasinya ada di Desa Rokan Koto Ruang, Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu .

Seorang tokoh masyarakat Rokan IV Koto Samsiani dalam sebuah kesempatan pernah menjelaskan sejarah singkat Istana Raja Rokan yang dahulu bernama Rokan Tinggi. 

Baca juga: Kema Merbabu Boyolali Jawa Tengah: Glamping Hits dengan Pemandangan Senja di Lereng Gunung

"Dulu, Kerajaan Rokan itu berdiri di seberang Sungai Rokan Kiri. Namanya Rokan Tinggi. Raja pertamanya yang dijemput dari Pagaruyung pada 1600-an bergelar Sutan Ibrahhim," kata dia. 

"Nah, Raja Kedua setelah itu baru pindah ke lokasi sekarang dan membuat kampung," tambah dia. 

Dia melanjutkan, kawasan berdirinya Kerajaan Rokan itu dahulunya didominasi oleh air dan sangat jarang adanya daratan. 

Sekira enam kilometer ke hilir, ada negeri bernama Sitinjau Laut, pada masa itu kawasan tersebut merupakan kampung dengan dataran tinggi. 

2 dari 4 halaman

Di Istana Rokan, terdapat sebuah simbol yang mirip naga. Namun, secara khazanah Melayu, simbol tersebut tidak dikenal. 

Kepala Bappeda Rohul Yusmar yang pernah meneliti soal tersebut mengatakan, khazanah Melayu mengenal simbol buaya, bukan naga. 

Baca juga: Museum Taman Prasasti Gambir Jakarta Pusat: Wisata Sejarah Mirip Pere Lachaise Paris

Simbol tersebut merujuk sebuah perjanjian antara para Raja dengan buaya untuk saling menghormati dan tidak saling menyakiti. 

"Ketika saya bertanya dengan masyarakat sekitar, tak pernah ada kejadian orang dimakan buaya. Hal ini, konon merujuk pada kisah perjanjian tersebut. Makanya, dibuatlah lambang buaya itu di Istana Rokan," jelasnya. 

Di Istana Rokan, banyak hal-hal filosofis yang menjadi ciri khas masyarakat Melayu yang dapat dipelajari melalui simbologi di sekitar bangunan Istana, baik dalam maupun luar. 

Istana Rokan yang terdiri dari tiga lantai itu memiliki sejumlah pesan yang ditunjukkan melalui simbol yang dapat dipelajari dan dipahami. 

Pada lantai I, ruangan dalam Istana Rokan terdiri dari tiga ruangan yang masing-masing berbeda fungsi dan peruntukkannya. 

Misalnya, ruangan pertama adalah ruangan pertemuan dan musyawarah.

Ruangan itu biasa digunakan okeh para Raja untuk berkumpul bersama petinggi kerjaaan, penasehat raja, para datuk dan pucuk suku. 

Di sebelah kiri ruangan itu, ada ruangan kantor dan di sebelah kanan adalah tempat tidur yang memiliki batas sekat setinggi 60 cm. 

3 dari 4 halaman

Hampir disetiap pintu di Istana Rokan terdapat simbol bermotif buaya. Namun, di antara simbol buaya itu, hanya ada satu simbol berupa buaya memakan ikan. 

Konon, simbol tersebut berarti 'Dilarang Masuk'. Secara filosofis, simbol buaya memakan ikan itu berarti akan ada bahaya jika memaksa masuk ke dalam ruangan yang disebut sebagai Kamar Raja itu. 

Pada tangga I, ada sebuah paviliun kecil berukuran dua  kali tiga meter, diperkirakan ruangan paviliun itu merupakan ruangan untuk pengamanan para hulubalang berdiri. 

Di lantai II Istana Rokan, tidak ada kamar melainkan sebuah ruangan besar tanpa sekat yang diperuntukkan bagi para pembantu raja.

Sedangkan di lantai III Istana Rokan, hanya ada satu ruangan berukuran 6 x 10 meter.

Konon, ruangan itu merupakan kamar yang dikhususkan bagi permaisuri raja. 

Istana Rokan sampai saat ini masih dijadikan destinasi wisata di Rokan Hulu.

Walaupun sudah pernah mengalami perbaikan di sana-sini, Istana Rokan masih berdiri kokoh hingga saat ini. 

Tak sedikit tokoh masyarakat di Riau pernah berkunjung ke Istana Rokan tersebut. Beberapa di antaranya adalah Wakil Gubernur Riau Edi Natar Nasution yang berkunjung ke sana beberapa waktu lalu. 

Mengutip keterangannya di Media Center Rokan Hulu, Wagubri Edi Natar mengaku bangga dengan masih asrinya Istana Rokan tersebut. 

4 dari 4 halaman

"Berdirinya Kerajaan Rokan sejak 1600-an itu menjadi bukti, bahwa peradan Melayu Rokan sudah ada dan berdiri sejak lama," katanya.

"Adalah tugas kita untuk sama-sama melestarikan sejarah agar generasi setelah kita tetap mengenal dan bisa mempelajarinya di masa mendatang," katanya lagi.

Baca juga: Update Harga Tiket Masuk Villa Khayangan di Sukamakmur Bogor, Jawa Barat 2025

(TribunTravel.com)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
MataLokalTravelIstana Raja RokanRokan HuluRiauwisata
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved