TRIBUNTRAVEL.COM - Belum sempat berkunjung ke makam terkenal di Paris, Pere Lachaise?
Jangan khawatir, kamu bisa merasakan atmosfer serupa di Museum Taman Prasasti, Jakarta Pusat.
Baca juga: Museum Nasional Indonesia Gambir Jakarta Pusat, Wisata Sejarah dengan Spot Foto Kekinian

Baca juga: Jejak Raden Saleh di Masjid Jami Al-Mamur Cikini, Menteng, Jakarta Pusat
Museum Taman Prasasti menyimpan ratusan nisan bersejarah dengan nuansa yang unik, sekaligus menjadi destinasi wisata edukasi dan fotografi yang populer.
Berikut panduan liburan ke Museum Taman Prasasti, dari sejarah, lokasi dan harga tiket masuknya.
Baca juga: Itinerary Wisata Kuliner Seharian di Jakarta Pusat, Bujet Rp 510 Ribuan Termasuk Transportasi Lokal
Baca juga: 5 Hotel Bintang 3 di Kemayoran Jakarta Pusat, Cocok untuk Staycation saat Libur Sekolah
Sejarah Singkat Museum Taman Prasasti
Museum Taman Prasasti dulunya adalah pemakaman Kebon Jahe Kober yang dibuka sejak 28 September 1795.
Lahan pemakaman seluas 5,5 hektar ini menjadi tempat peristirahatan terakhir warga Belanda yang tinggal di Batavia (nama lama Jakarta).
Namun, karena perkembangan kota, sebagian besar makam dipindahkan pada 1970-an.
Kini tersisa sekitar 1,3 hektar area yang ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Gubernur Ali Sadikin pada 1977.
Di masa lalu, pemakaman ini sangat strategis.
Letaknya dekat Kali Krukut sehingga peti jenazah bisa diangkut menggunakan perahu dari pusat kota Batavia.
Dari sana, jenazah dibawa menggunakan kereta kuda menuju pemakaman.
Menariknya, jumlah kuda yang menarik kereta menunjukkan status sosial si jenazah.
Baca juga: 5 Hotel Bintang 3 Terbaik di Menteng Jakarta Pusat untuk Staycation Akhir Pekan, Mulai Rp 145 Ribu
Koleksi Nisan dan Patung Bernilai Seni Tinggi
Saat ini, Museum Taman Prasasti menyimpan hampir 1.500 koleksi berupa nisan, prasasti, hingga patung bergaya klasik Eropa.
Deretan nisan terbuat dari marmer, granit, hingga batu berkualitas tinggi yang tetap indah meski berusia ratusan tahun.
Satu koleksi fenomenal adalah patung perempuan menangis, yang konon dibuat terinspirasi dari kisah seorang istri yang kehilangan suaminya akibat malaria.
Tak tahan dengan kesedihan, sang istri akhirnya bunuh diri.
Patung ini menjadi ikon emosional yang banyak menarik perhatian pengunjung maupun fotografer.
Selain itu, ada pula prasasti Pieter Erberveld yang dihukum mati dengan cara tragis oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Prasasti tersebut menjadi simbol peringatan agar masyarakat tak melakukan pemberontakan.

Kisah Tokoh Penting di Museum Taman Prasasti
Bukan hanya tokoh Belanda, museum ini juga pernah menjadi tempat peristirahatan terakhir beberapa tokoh Indonesia.
Salah satunya adalah Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa yang meninggal di puncak Gunung Semeru.
Meski makamnya sudah tidak ada karena digusur pada 1973, nisannya masih bisa dilihat di sini.
Selain itu, terdapat pula mausoleum indah, patung malaikat bersayap, hingga bangunan kecil yang dulunya digunakan sebagai penyimpanan mumi keluarga AJW van Delben.
Semua koleksi ini menggambarkan bagaimana keluarga pada masa kolonial memberikan persembahan terakhir bagi orang yang mereka cintai dengan karya seni yang megah.
Suasana Mistis tapi Edukatif
Meski dikenal memiliki nuansa angker, suasana di Museum Taman Prasasti justru tenang dan teduh.
Pohon-pohon besar yang menaungi area seluas 1,3 hektar memberikan kesan sejuk di tengah hiruk pikuk Jakarta.
Pengunjung bisa menyusuri jalan setapak, membaca prasasti pada nisan, sekaligus belajar tentang perkembangan arsitektur Batavia, mulai dari gaya klasik, neo-gothic, hingga pengaruh Hindu-Jawa.
Simbol-simbol yang tertera pada nisan juga sarat makna filosofi, semboyan hidup, serta ajaran kebaikan.
Tak heran, tempat ini kini menjadi destinasi favorit fotografer maupun videografer yang mencari objek unik dengan sentuhan sejarah dan seni.

Cara Menuju Museum Taman Prasasti
Lokasi Museum Taman Prasasti berada di Jalan Jalan Tanah Abang I No.1, RT 11/RW 8, Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Jakarta, tidak jauh dari Monas, Museum Nasional, dan Istana Negara.
Akses menuju ke sini cukup mudah dengan transportasi umum.
- TransJakarta Koridor 1 (Blok M – Kota): Turun di halte Monumen Nasional, lalu berjalan kaki ke arah Jalan Tanah Abang 1.
- TransJakarta 8A (Grogol 2 – Juanda): Turun di halte Petojo, kemudian jalan kaki menuju lokasi.
- Mikrolet M08 (Tanah Abang – Kota): Bisa turun tepat di mulut Jalan Tanah Abang 1.
Harga Tiket dan Jam Operasional Museum Taman Prasasti
Museum Taman Prasasti buka setiap Selasa – Minggu pukul 09.00 – 15.00 WIB, dan tutup pada Senin serta hari libur nasional.
Harga tiket masuk:
- Dewasa weekday: Rp 10.000
- Dewasa weekend: Rp 15.000
- Mahasiswa/Anak: Rp 5.000
- Wisman: Rp 50.000
Dengan tiket yang terjangkau, kamu bisa menikmati pengalaman berwisata sejarah sekaligus fotografi di tengah kota Jakarta.
Alternatif Wisata Sejarah di Jakarta
Bagi kamu yang belum sempat ke Pere Lachaise Paris, Museum Taman Prasasti bisa menjadi alternatif destinasi wisata sejarah yang tak kalah menarik.
Museum Taman Prasasti bukan hanya menawarkan kisah kelam masa lalu, tetapi juga menyuguhkan pelajaran berharga tentang seni, arsitektur, hingga filosofi kehidupan.
Di balik deretan nisan dan prasasti, terdapat cerita mendalam tentang cinta, kehilangan, hingga semangat perjuangan.
Semua itu membuat Museum Taman Prasasti layak dikunjungi, baik untuk wisata edukasi, hunting foto, maupun sekadar mencari suasana berbeda di akhir pekan.
TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.