TRIBUNTRAVEL.COM - Ketupat kerap menjadi hidangan utama saat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
Disandingkan dengan opor ayam, ketupat menjadi favorit banyak orang.
Beli ketupat mini bisa dimakan, klik di sini
Ketupat yang dimasak untuk Lebaran bisa saja tidak habis dimakan dalam sehari, sehingga tersisa untuk hari berikutnya.
Untuk itu, ketupat perlu disimpan agar tidak terbuang.
Beli beras pandan wangi buat bikin ketupat, klik di sini
LIHAT JUGA:
Beli beras rojo lele kualitas super bisa buat bikin ketupat, klik di sini
Berikut TribunTravel membagikan 4 tips menyimpan ketupat sisa Lebaran.
Beli ketupat kosong harga murah, klik di sini
1. Gantung ketupat
Ketupat yang telah matang sebaiknya diletakkan dengan cara digantung.
Dengan cara ini, ketupat yang masih masih akan kering secara otomatis.
Proses ini membuat air sisa-sisa rebusan menjadi terbuang, sehingga ketupat pun kering.
Hal ini bertujuan agar ketupat tidak mudah basi.
2. Simpan di dalam kulkas
Jika ketupat tak habis dalam sehari, bisa saja tetap digantung.
Namun cara terbaik adalah dengan menyimpannya di dalam kulkas.
Caranya yaitu dengan menyimpan ketupat dalam wadah kedap udara atau plastik tertutup.
Ketupat yang disimpan dalam kulkas bisa bertahan hingga maksimal 7 hari.
Baca juga: 5 Tips Memasak Ketupat Agar Pulen dan Tidak Mudah Basi
3. Biarkan ketupat bersuhu ruang
Sebelum disajikan, keluarkan dahulu ketupat dari kulkas.
Pastikan ketupat kembali dalam suhu ruang.
Selanjutnya ketupat bisa dipanaskan kembali.
4. Memanaskan ketupat
Ketupat yang disimpan dalam kulkas bisa langsung disantap.
Namun tentunya ketupat lebih enak disajikan hangat.
Untuk itu perlu memanaskan ketupat agar tetap hangat dan teksturnya pulen.
Lalu, bagaimana cara memanaskan ketupat?
Caranya yaitu dengan mengukus ketupat 30 menit sebelum disajikan.
Ketupat dikukus bersama dengan kulitnya kemudian didinginkan sebentar dan dipotong-potong.
Selanjutnya tinggal disajikan dengan lauk favorit saat Lebaran.
Baca juga: Kupat Tahu Legendaris di Magelang Sejak 1970, Diburu Pelanggan Luar Kota & Ludes 200 Ketupat Sehari
Kenapa ketupat selalu identik dengan Lebaran?
Kepala Pusat Unggulan Iptek Javanologi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Sahid Teguh Widodo mengatakan, kebudayaan Jawa sarat akan berbagai simbol.
Melansir Kompas.com, Sabtu (22/4/2023), salah satu di antara simbol-simbol tersebut adalah kehadiran ketupat atau kupat dan lepet ketika hari raya Idul Fitri.
"Kalau kupat sendiri itu kereta basa (bakronim) dari ngaku lepat (mengaku salah)," kata Sahid, Selasa (18/4/2023).
"Sementara lepet itu mengendalikan hawa nafsu, artinya kita setelah ngaku lepat, harus berbuat baik," sambungnya.
Ia menjelaskan, ketupat juga merupakan bentuk komunikasi sosial untuk mengatasi persoalan-persoalan di lingkup keluarga atau tetangga.
Sebab, orang Indonesia biasanya selalu berfikir lateral, yaitu menyelesaikan sesuatu dengan makan dan minum bersama.
"Salah satu yang masih kita temui hari ini ya tradisi ketupat tadi, apa pun masalahnya diselesaikan di atas meja sambil makan-makan dan memaafkan," jelas dia.
Baca juga: Tradisi Perang Ketupat Malam Satu Suro di Ungaran Ditiadakan, Tahun Ini Diganti Doa Bersama
Menurutnya, simbol-simbol tersebut hadir sejak orang Jawa mengenal literasi Islam secara baik dari para wali dan saudagar Islam.
Karena itu, beberapa ahli menganggap tradisi ketupat ini sudah ada sejak zaman Wali Songo yang hadir bersama wayang dan modifikasi-modifikasi kesenian lain.
Tujuannya adalah untuk menyebarkan agama Islam di Jawa.
Dalam masyarakat Jawa, juga mengenal tradisi Lebaran Ketupat yang jatuh satu minggu setelah Idul Fitri (8 Syawal).
(TribunTravel.com/SA)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.