TRIBUNTRAVEL.COM - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggelar rapat koordinasi guna membahas upaya antisipasi kepadatan di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten, selama masa mudik Lebaran 2023.
Menurut Menhub Budi Karya, lonjakan pemudik diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan dengan lebaran tahun lalu.

Oleh karena itu, Menhub Budi Karya mengungkapkan bahwa persiapannya harus dilakukan sejak dini.
"Persiapan dan koordinasi kami lakukan sejak dini dan InshaAllah pelaksanaannya akan lebih baik dari tahun lalu," ujar Menhub Budi Karya di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten, Sabtu (11/3/2023).
Baca juga: Menhub Tinjau Makassar New Port, Ditargetkan Rampung Pertengahan 2023
Menhub Budi Karya menyampaikan, seluruh pemangku kepentingan terkait berkomitmen untuk memastikan volume to capacity ratio (V/C Ratio) atau perbandingan antara jumlah penumpang dan kendaraan dengan kapasitas pelabuhan, masih dalam batas wajar dan terkendali yaitu kurang dari 0,8.
"Tadi dalam pembahasan V/C ratio akan berupaya ditekan serendah mungkin. Untuk itu akan dilakukan sejumlah simulasi-simulasi secara rutin untuk memastikan target itu tercapai," ucap Menhub Budi Karya, seperti dikutip dari laman resmi Kemenhub, Minggu (12/3/2023).
Ada sejumlah langkah dan kebijakan yang akan dilakukan agar lonjakan pergerakan penumpang dan kendaraan tetap bisa terkendali.
Pertama, menyiapkan penambahan dermaga alternatif untuk memecah kepadatan di tujuh dermaga yang ada di Merak.
"Kami siapkan lima dermaga di Pelabuhan Ciwandan dan satu dermaga di Pelabuhan Indah Kiat, Banten," kata Menhub Budi Karya.
Baca juga: Kemenhub Pastikan Kelaiklautan Kapal Penumpang di Kepulauan Riau Selama Masa Angkutan Lebaran 2023
Sementara itu, kapal yang beroperasi di Merak sebanyak 65 unit dan di Ciwandan sebanyak 15 unit.
Langkah kedua, yaitu melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat untuk membeli tiket secara daring (online) dan lebih awal atau minimal satu hari sebelum keberangkatan.
Hal tersebut perlu dilakukan agar jumlah penumpang dan kendaraan yang melintas dalam satu waktu tertentu dapat terkelola dengan baik.

"Kalau membeli tiketnya di hari keberangkatan maka PT ASDP akan mengenakan harga yang lebih tinggi," tutur Menhub Budi Karya.
Ketiga, menyiapkan buffer zone atau tempat pengendapan kendaraan, yang tengah dibangun di tol arah Merak KM 97.
Langkah itu diharapkan dapat mencegah terjadinya kepadatan di area pelabuhan.
Buffer zone selain berfungsi sebagai tempat istirahat, juga berfungsi sebagai tempat screening untuk memastikan penumpang sudah memiliki tiket.
Baca juga: Simak Syarat dan Ketentuan Mudik Motor Gratis 2023 dari Kemenhub
Karena pada tahun ini, masyarakat tidak bisa lagi membeli tiket langsung di pelabuhan.
"Sejumlah langkah yang akan disiapkan seperti menambah jumlah dermaga di pelabuhan, menambah kapal, mempercepat bongkar muat, menambah rest area, hingga mengelola ticketing, kami secara reguler akan mengecek perkembangan ini," ucap Menhub Budi Karya.
Berdasarkan hasil survei, pada lebaran tahun ini diprediksi puncak pergerakan di lintas penyeberangan Merak akan mencapai lebih dari 42 ribu kendaraan.
Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan puncak arus kendaraan yang terjadi pada H-3 lebaran tahun 2022 lalu mencapai 37 ribu lebih kendaraan.
Menhub Budi Karya sebelumnya juga menyampaikan hasil survei potensi pergerakan masyarakat selama masa Lebaran 2023.

Baca juga: Kemenhub Prediksi Lonjakan Arus Mudik & Balik Lebaran 2023 Capai 80 Juta Orang
Berdasarkan hasil survei tersebut, diprediksi pergerakan masyarakat selama masa Lebaran 2023 mencapai 123,8 juta orang.
jumlah tersebut meningkat 14,2 persen jika dibandingkan dengan prediksi pergerakan masyarakat di masa Lebaran tahun 2022 lalu yang mencapai 85,5 juta orang.
"Melihat potensi pergerakan masyarakat yang begitu tinggi pada masa mudik tahun ini, kami bersama pemangku kepentingan terkait akan menyiapkan langkah-langkah antisipasi," kata Menhub Budi Karya, Senin (6/3/2023).
"Baik berupa penyiapan sarana prasarana transportasi, aspek keselamatan, manajemen rekayasa lalu lintas, dan kebijakan lainnya agar penyelenggaraan mudik tahun ini dapat berjalan dengan selamat, aman, dan terkendali," tambah Menhub Budi Karya.
Menhub Budi Karya menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya potensi pergerakan masyarakat di masa mudik tahun ini.
Di antaranya tidak ada PPKM, memasuki masa pra endemi atau mendekati normal pasca pandemi Covid-19, perekonomian yang semakin membaik, tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan, dan persepsi positif dari masyarakat pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2022 lalu.
"Penanganan arus mudik dan balik pada Lebaran tahun ini sangat menantang. Maka itu kami telah menyiapkan langkah antisipasi sejak awal tahun," ucap Menhub Budi Karya.
"Selain itu, evaluasi dari penyelenggaraan mudik serta Natal dan Tahun Baru sebelumnya menjadi bekal penting sebagai pelajaran agar tahun ini bisa lebih baik lagi," imbuh Menhub Budi Karya.
Berdasarkan hasil survei, asal pergerakan masyarakat diprediksi didominasi dari Pulau Jawa, yaitu sebesar 62,5 persen atau 77,3 juta orang.
Baca juga: Tingkatkan Transportasi di Aceh, Menhub Beberkan Sejumlah Strategi
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita Lebaran, klik di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.