TRIBUNTRAVEL.COM - Museum Manusia Purba Sangiran merupakan salah satu destinasi wisata sejarah terlengkap di Indonesia yang menyimpan koleksi fosil manusia purba dan artefak prasejarah.
Terletak di utara Kota Surakarta, museum ini menjadi pusat edukasi dan penelitian penting untuk memahami evolusi manusia sejak jutaan tahun lalu.
Museum Manusia Purba Sangiran tepatnya terletak di Sangiran No.Km.4, Kebayanan II, Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah merupakan salah satu destinasi wisata sejarah terpenting di Indonesia.
Baca juga: Museum Manusia Purba Sangiran: Daya Tarik, Harga Tiket Masuk, Lokasi & Jam Buka

Baca juga: 3 Museum di Situs Sangiran, Pilihan Tempat Wisata Edukatif yang Penuh Sejarah
Museum ini menjadi pintu gerbang untuk memahami kehidupan manusia purba dan warisan prasejarah yang kaya di kawasan Sangiran.
Situs Sangiran dipercaya sebagai salah satu pusat kehidupan manusia purba pada masa pra-sejarah.
Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864 dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran
Usia artefak yang ditemukan di sini diperkirakan mencapai dua juta hingga 200 ribu tahun yang lalu.
Baca juga: Serunya Mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran, Tempat Wisata Edukatif di Sragen yang Populer
Baca juga: Museum Sangiran Sragen Masih Ditutup, Pedagang Suvenir Tetap Buka Lapak Meski Sepi Pembeli
Pengunjung dapat melihat fosil-fosil bersejarah, perlengkapan berburu seperti kapak batu, ilustrasi kehidupan manusia purba, hingga koleksi buku-buku tua yang menarik untuk dipelajari.
Tak hanya itu, museum ini juga menyediakan pemutaran film edukatif yang menggambarkan proses terbentuknya peradaban manusia di Bumi.
Dengan kekayaan koleksi ini, Sangiran menjadi destinasi yang tak hanya menghibur tetapi juga sarat nilai pendidikan.
Kawasan Sangiran memiliki nilai penting secara internasional.
Pada 7 Desember 1996, UNESCO menetapkannya sebagai Warisan Budaya Dunia.

Penetapan ini menegaskan peran Sangiran sebagai situs prasejarah yang menyimpan bukti nyata evolusi manusia di Asia.
Penelitian mengenai Sangiran dimulai sejak lama melalui pengumpulan benda-benda purbakala yang ditemukan di daerah tersebut.
Salah satu tokoh penting dalam sejarah ini adalah Toto Marsono, Kepala Desa Krikilan, yang sejak awal mengumpulkan fosil dan menyimpannya di rumahnya hingga tahun 1975.
Tempat itu bahkan sempat menjadi tujuan wisatawan yang penasaran melihat koleksi purbakala secara langsung.
Melihat tingginya minat masyarakat, muncul gagasan untuk membangun museum khusus.
Pada tahun 1975, Museum Sangiran pertama kali berdiri dengan luas sekitar 1.000 meter persegi.
Namun, dengan semakin banyaknya penemuan fosil dan meningkatnya kunjungan wisatawan, pada 1980 museum diperluas hingga mencapai 16.675 meter persegi, dengan 750 meter persegi digunakan sebagai ruang pameran.
Bangunan Museum Sangiran dirancang dengan arsitektur joglo khas Jawa yang menambah nuansa budaya lokal. Di dalamnya, pengunjung dapat menemukan:
- Ruang pameran berisi koleksi fosil manusia purba dan artefak prasejarah.
- Laboratorium penelitian yang mendukung kegiatan ilmiah.
- Aula edukasi untuk seminar dan kegiatan pembelajaran.
- Perpustakaan dan ruang audio visual yang menyediakan informasi mendalam tentang prasejarah.
- Area penyimpanan fosil, mushola, serta fasilitas umum seperti toilet, area parkir luas, dan toko souvenir.
Lebih dari sekadar tempat penyimpanan fosil, Museum Sangiran berperan sebagai pusat edukasi dan penelitian sejarah kehidupan manusia purba.
Pembangunan museum ini menjadi upaya pelestarian situs Sangiran, sekaligus sarana penting bagi dunia pendidikan untuk memahami perjalanan panjang evolusi manusia di Indonesia.
Harga Tiket Masuk Mueseum Purba Sangiran
Adapun harga tiket masuk Museum Manusia Purba Sangiran yaitu Rp 8.000 untuk wisatawan domestik.
Sementara untuk wisatawan asing, harga tiket masuknya Rp 15.000 per orang.
Pengunjung juga bisa menyewa jasa pemandu wisata agar lebih puas saat berkeliling.
Tarifnya sukarela atau bisa juga memberikan Rp 50.000 atau Rp 100.000.
Lokasi dan akses menuju Museum Manusia Purba Sangiran
Secara geografis, situs menyebar di area seluas sekitar 56 kilometer persegi yang terdiri dari empat klaster utama, yaitu Krikilan, Ngebung, Bukuran, dan Dayu.
(Cynthia/TribunTravel) (TribunSolo)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.