TRIBUNTRAVEL.COM - Saint Lucia adalah sebuah negara kepulauan di Laut Karibia.
Letak geografis Saint Lucia berbatasan langsung dengan Samudra Atlantik.

Nama Saint Lucia mungkin masih cukup awam terdengar.
Namun, negara ini ternyata memiliki keunikan yang menarik untuk dibahas.
Baca juga: 9 Negara dengan Senjata Nuklir Terbanyak di Dunia, Rusia & Amerika Serikat Mendominasi
Melansir Pulse.ng, Jumat (10/3/2023), Keunikan Saint Lucia terletak pada penamaan negara.
Saint Lucia merupakan satu-satunya negara yang namanya diambil dari seorang wanita.
Nam Saint Lucia diambil dari Saint Lucy dari Syracuse, seorang martir Kristen Roma yang sangat dihormati sebagai orang suci di gereja Katolik, Anglikan, Lutheran dan Ortodoks Timur.
Satu-satunya negara lain yang mendekati keunikan ini adalah Irlandia, dinamai menurut dewi kesuburan Celtic, yakni Eire.
Baca juga: Daftar Negara yang Paling Berbahaya untuk Melakukan Perjalanan Udara, Mana Saja?
Kisah pemberian nama Saint Lucia tidak begitu jelas, tetapi satu versi mengatakan sekelompok pelaut Prancis terdampar di pulau itu pada 13 Desember 1502.
Orang-orang ini karena alasan tertentu menamai pulau itu dengan nama Sainte Alousie.
Selama bertahun-tahun, berbagai variasi nama seperti "Santa Lucia", "Saint Luzia", dan "Sancta Lucia" telah digunakan untuk menyebut pulau tersebut.

Namun kini, secara umum dikenal sebagai Saint Lucia dan warga setempat merayakan tanggal 13 Desember sebagai Hari Nasional-nya.
Selain dari mitologi namanya yang unik, Saint Lucia populer karena pemandangannya yang indah.
Mulai dari pegunungan, pantai vulkanik, situs penyelaman karang, resor mewah hingga desa nelayan.
Baca juga: 10 Negara dengan Garis Pantai Terpanjang di Dunia, Indonesia Posisi Berapa?
Saint Lucia juga dikenal luas karena puncak kembarnya, yang dijuluki Piton.
Negara ini menggunakan mata uang Dolar Karibia Timur (EC$) dan sumber pendapatan utamanya adalah dari pariwisata dan perbankan lepas pantai.
Hal khusus lain yang perlu diperhatikan tentang Saint Lucia adalah bahwa pulau ini memiliki lebih banyak Pemenang Hadiah Nobel daripada tempat lain di dunia.

Penamaan sebuah negara memang sangat menarik untuk dibahas.
Begitu pula dengan asal-usul nama Afrika.
Afrika adalah benua terbesar kedua dan terpadat kedua setelah Asia
Benua ini mencakup lebih dari 11,7 juta mil persegi dan rumah bagi lebih dari 1,2 miliar orang.
Kata Afrika sendiri memang cukup identik dengan rumah lantaran membanggakan keragaman bahasa, etnis dan budaya yang tak tertandingi.
Populasi Afrika menyumbang sekira 16 persen dari populasi dunia secara keseluruhan.
Terlepas dari semua yang mungkin banyak diketahui tentang Afrika, pernahkan bertanya tentang nama asli Afrika?
Nah, asal-usul identitas Afrika ternyata masih menjadi misteri hingga kini.
Baca juga: 5 Kuliner Unik dari Berbagai Negara yang Berbahan Dasar Kentang, Ada Aloo Gobi hingga Stoemp
Sejarah Kemetic atau Alkebulan Afrika menunjukkan bahwa nama kuno benua itu adalah Alkebulan.
Kata Alkebu-Ian adalah kata tertua dan satu-satunya yang berasal dari suku asli.
Alkebulan berarti Taman Eden atau Mother of Mankind.
Kata Afrika muncul pada akhir abad ke-17.
Awalnya, kata Afrika hanya merujuk pada bagian utara benua.
Sekitar waktu tersebut, benua itu telah dijajah, dan orang Eropa memerintah rakyatnya sebagai budak.
Mereka mempengaruhi perubahan identitas dari Alkebulan menjadi namanya sekarang.
Sebelum orang Eropa memilih kata Afrika, benua itu disebut dengan banyak nama lain.

Di antaranya Corphye, Ortegia, Libya dan Ethiopia.
Nama-nama lain seperti Tanah Ham, Mother of Mankind, Taman Eden, Benua Hitam, Kerajaan di Langit, dan Tanah Kesh juga telah dipakai.
Lantas, mengapa akhirnya disebut Afrika?
Ada banyak teori yang menjelaskan asal-usul nama benua tersebut.
Pada saat penulisan, belum diketahui secara pasti sumbernya.
Namun, teori-teori di bawah ini menjelaskan bagaimana akhirnya benua terbesar kedua memperoleh nama yang sesuai.
1. Teori Romawi
Beberapa sarjana percaya bahwa kata itu berasal dari Romawi.
Menurut aliran pemikiran ini, orang Romawi menemukan sebuah tanah di seberang Mediterania dan menamainya dengan nama suku Berber yang tinggal di daerah Carnage, yang sekarang disebut Tunisia.
Nama suku tersebut adalah Afri, dan orang Romawi memberi nama Afrika yang berarti Tanah Afri.
2. Teori cuaca
Beberapa percaya bahwa nama Afrika diadopsi dari iklim benua.
Menurut teori ini, kata tersebut merupakan derivasi aphrike, Bahasa Yunani yang berarti tanah yang bebas dari dingin.
Alternatifnya, nama tersebut bisa menjadi variasi dari Romawi aprica, yang berarti cerah, atau bahkan Bahasa Fenisia afar yang berarti debu.
3. Teori geografi
Ada anggapan bahwa nama Afrika datang jauh-jauh hari.
Nama itu dibawa oleh para pedagang India, yang memasuki benua melalui Tanduk Afrika (Horn of Africa).
Dalam Bahasa Hindi, kata apara berarti akan datang.
Secara geografis, ini dapat diartikan sebagai tempat di sebelah barat.
4. Teori Afrika
Teori fundamental lainnya mengklaim bahwa benua tersebut mendapatkan namanya dari Africus.
Africus adalah kepala suku Yaman yang menginvasi bagian utara pada milenium kedua sebelum masehi.
Dikatakan bahwa dia menetap di tanah yang ditaklukkannya dan menamakannya Afrikyah.
Karena keinginannya yang tak terpuaskan akan keabadian, dia memerintahkan benua itu untuk dinamai menurut namanya.
5. Teori Fenisia
Aliran pemikiran lain menunjukkan bahwa nama Afrika berasal dari dua kata Fenisia, yaitu friqi dan pharika.
Kata-kata tersebut berarti jagung dan buah-buahan jika diterjemahkan.
Secara hipotetis, orang Fenisia mengklaim benua Afrika sebagai tanah jagung dan buah-buahan.
Ada sedikit atau tidak ada kepastian mengenai sumber atau arti dari nama benua tersebut.
Beberapa ahli telah mencoba untuk menjelaskan asal-usul kata Afrika, tetapi tidak ada yang benar secara meyakinkan.
Meski demikian, banyak yang menyimpulkan bahwa nama asli Afrika adalah Alkebulan.
Baca juga: Afghanistan dan 8 Negara yang Terancam Bangkrut seperti Sri Lanka
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.