Breaking News:

Viral Bayi 13 Bulan Terbang Terpisah dari Orang Tuanya, Maskapai Enggan Tanggung Jawab

Sepasang suami istri asal Australia mengecam Qantas lantaran salah dalam penjadwalan ulang dan menempatkan bayi mereka di penerbangan yang berbeda.

Unsplash/Rudy Dong
Ilustrasi penumpang pesawat. Sepasang suami istri asal Australia mengecam Qantas setelah menempatkan bayi mereka yang berusia 13 bulan pada penerbangan yang berbeda. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Sepasang suami istri asal Australia mengecam maskapai Qantas lantaran kesalahan fatal yang dilakukan maskapai.

Bagaimana tidak, Qantas menempatkan bayi mereka yang berusia 13 bulan pada penerbangan yang berbeda.

Qantas, maskapai penerbangan berbasis di Australia.
Qantas, maskapai penerbangan berbasis di Australia. (Flickr/ jason goulding)

Parahnya lagi, pihak Qantas menolak untuk bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.

Melansir Independent, Senin (25/7/2022), Stephanie dan Andrew Braham telah melakukan perjalanan keliling Eropa.

Baca juga: Penerbangan Terpaksa Dibatalkan Gegara Ada yang Ngaku Bawa Bom, Bikin Penumpang Trauma

Saat merencanakan pulang ke Australia, pasangan itu diberitahu oleh Qantas bahwa penerbangan mereka telah dijadwalkan ulang (reschedule).

Namun, ketika memeriksa pemesanan baru, mereka terkejut setelah menemukan bahwa anaknya yang masih berusia 13 bulan ditempatkan pada penerbangan berbeda.

Menyadari hal tersebut, mereka kemudian mencoba untuk berbicara dengan seorang perwakilan di Qantas untuk meminta pertanggungjawaban.

Nahas, keluarga Braham harus menunggu selama 20 jam untuk dapat tersambung kepada pihak maskapai.

Bahkan, ketika mereka sudah berkomunikasi, maskapai menolak untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi.

Baca juga: Bela Penumpang yang Dipermalukan, Seorang Wanita Malah Diusir dari Penerbangan

“Mereka mengatakan mereka tidak melakukan kesalahan karena mereka memesankan tiket untuknya," kata Stephanie Braham

2 dari 3 halaman

“Awalnya, mereka menolak tanggung jawab apa pun. Itu Qantas,” imbuhnya.

Stephanie mengatakan ia telah menghabiskan 20 jam, 47 menit, dan 13 detik untuk menelepon Qantas dalam jangka waktu 24 jam.

Total ada lebih dari 55 panggilan telepon terpisah, sebelum maskapai akhirnya setuju untuk memesan penerbangan baru.

Qantas, maskapai penerbangan asal Australia.
Qantas, maskapai penerbangan asal Australia. (Flickr/ FotoSleuth)

Qantas sebelumnya juga telah dikritik karena membiarkan pelanggan menunggu hingga 8 jam saat mereka berjuang untuk mengubah pemesanan atau check-in pada masalah layanan pelanggan.

Setelah hampir satu hari penuh, Stephanie mengatakan, perwakilan layanan pelanggan Qantas akhirnya setuju untuk memindahkan keluarga tersebut ke penerbangan pengganti.

Mereka pun dapat melakukan perjalanan bersama anaknya, 12 hari lebih lambat dari tanggal keberangkatan yang mereka inginkan.

Keluarga Braham berada di Roma ketika penerbangan pulang mereka dijadwal ulang, membuat mereka harus mengatur kembali akomodasi yang mahal di ibu kota Italia.

Baca juga: Pilot Meninggal Dunia, Begini Kronologi Pesawat Citilink Mendarat Darurat di Bandara Juanda

“Kami geram. Saya seharusnya di rumah,” kata Andrew.

"Saya tidak berpikir kita akan benar-benar merasa yakin sampai kita naik pesawat itu dan pesawat mengudara pada tahap ini," imbuhnya.

Dalam pembaruan pada hari Kamis, (21/7/2022), Braham mengatakan bahwa mereka memiliki enam malam lagi untuk pergi di Roma.

3 dari 3 halaman

“Qantas akhirnya menghubungi pagi ini (seminggu setelah kami pertama kali menghubungi mereka)," tutur Andrew.

Ilustrasi penumpang pesawat di dalam kabin.
Ilustrasi penumpang pesawat di dalam kabin. (pexel.com/ Gratisography)

Baca juga: 5 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penumpang Sebelum Memilih Maskapai Penerbangan

“Mereka menawarkan untuk memberi kami kompensasi Rp 2 juta per malam untuk akomodasi, tetapi itu hanya menutupi sebagian kecil dari biaya tambahan yang kami keluarkan,” jelasnya.

Dalam sebuah pernyataan, Qantas mengatakan "dengan tulus meminta maaf" kepada keluarga, menambahkan bahwa "kesalahan administratif backend" antara maskapai dan mitra KLM adalah alasan anak keluarga itu dipindahkan ke penerbangan terpisah.

"Kami menghubungi keluarga untuk memberikan dukungan dan akan memberikan penggantian untuk akomodasi mereka," kata seorang juru bicara maskapai.

Belakangan ini, Qantas telah dirundung cukup banyak masalah.

Bahkan Rumah CEO Qantas, Alan Joyce, menjadi sasaran serangan oleh para pengacau pada Senin (11/7/2022) lalu.

Para pengacau melemparkan telur mentah dan tisu toilet ke rumah CEO Qantas tersebut lantaran ketidakpuasan terhadap maskapai.

Media lokal menampilkan gambar puluhan telur yang mengering, cangkang yang pecah dan tisu toilet yang tertinggal menempel di atap rumah Joyce.

Baca juga: Viral Video Sekrup Sayap Pesawat Copot Satu saat Penerbangan, Pihak Maskapai Lakukan Pemeriksaan

(TribunTravel.com/mym)

Baca selengkapnya soala artikel penerbangan di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
AustraliaQantaspenerbanganpenumpang pesawat Yeti Airlines Fomepizole HBF Park Anthony Albanese
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved