TRIBUNTRAVEL.COM - Setelah dihebohkan dengan hancurnya pesawat terbesar di dunia, kini publik dibuat penasaran dengan keputusan terbaru dari Amerika Serikat.
Belum lama ini, Amerika Serikat memutuskan untuk mengeluarkan pesawat kiamat mereka.
Ya, Amerika Serikat memiliki pesawat kiamat yang disebut dengan Doomsday Plane.
Doomsday Plane ini merupakan pesawat bunker milik Amerika Serikat yang memiliki perlindungan dari serangan nuklir.
Dikeluarkannya pesawat kiamat milik Amerika Serikat ini tentu ada alasannya.
Baca juga: Seorang Pilot Beberkan Sibuknya Bertugas di Kokpit Pesawat, Seperti Apa?
Amerika Serikat merasa terpancing akibat invasi Rusia ke Ukraina hingga mengeluarkan pesawat canggihnya.

Pesawat kiamat yang tahan terhadap serangan nuklir itu lebih tepatnya dimiliki oleh Angkatan Udara Amerika Serikat.
Baru-baru ini, Angkatan Udara Amerika Serikat melakukan misi latihan pada Senin (28/2/2022) lalu menggunakan Doomsday Plane.
Hal itu dilakukan Angkatan Udara AS setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan akan menempatkan pasukan nuklir negaranya dalam siaga tinggi.
Setelah lepas landas dari pangkalan Angkatan Udara AS di Nebraska, pesawat kiamat AS menyelesaikan penerbangan selama 4,5 jam menuju Chicago, Amerika Serikat.
Dalam misi latihan singkat tersebut, Doomsday Plane didampingi sejumlah jet peringatan dini yang digunakan untuk melacak rudal balistik.
Tentu saja kemunculan “pesawat kiamat” AS saat misi latihan di udara, berhasil memancing rasa penasaran publik mengenai peforma dan ketangguhannya.
Masih penasaran soal Doomsday Plane?
Nah, traveler perlu tahu jika Doomsday Plane sebenarnya adalah pesawat jenis Boeing 474 yang dimodifikasi dan diberi nama Boeing E-48, lapor Livescience.com.
Pesawat ini merupakan bagian dari armada yang disebut Nightwatch yang dipelihara oleh militer AS sejak 1970-an.
Boeing E-48 tidak dilengkapi dengan peralatan digital modern.
Namun dalam pesawat tersebut hanya terdapat peralatan analog kuno.
Hal ini dilakukan agar pesawat tetap dapat beroperasi bahkan saat terkena gelombang elektromagnetik dan ledakan nuklir.
Pesawat seharga 200 juta dolar AS ini dirilis tahun 1980.
Doomsday Plane memiliki panjang 70,5 meter dengan tinggi mencapai 19,3 meter.
Rentang sayap pesaat ini mencapai 59,7 meter dan dilengkapi mesit jet 4 X General Electrics CF6-50E2 Turbofans.
Kecepatan maksimal pesawat ini mampu mencapai 523 knot atau 969 km/jam, dengan ketinggian terbang maksimalnya 14.000 meter.
Boeing E-48 yang dapat mengangkut maksimal 112 penumpang ini memiliki berat kosong sebesar 190 ton dan berat penuhnya 360 ton.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan fitur Ray Done atau 67 piring satelit dan antena serta pengisian bahan bakar di udara.
Boeing E-48 mampu terbang selama 35,4 jam, bahkan pesawat ini dirancang untuk bisa terbang tanpa mendarat selama 7 hari.
Untuk memberikan kenyamanan pada penumpangnya, pesawat ini memiliki 18 tempat tidur dan 6 kamar mandi.
Punya perlindungan terhadap serangan nuklir
Doomsday Plane secara keseluruhan tidak dilengkapi dengan jendela.
Namun pesawat itu memiliki perlindungan khusus yang berfungsi untuk melindungi penumpang dan awak kabin dari efek terman perang nuklir.
Benjolan yang terdapat pada pesawat ini disebut sebagai “radome” untuk menampung 65 satelit dan antena parabola.
Teknologi ini memungkinkan Boeing E-48 dapat berkomunikasi dengan kapal, kapal selam, hingga telepon rumah di mana pun.
Baca juga: Jetstar Turunkan Harga Tiket Pesawat untuk Penerbangan ke Bali Mulai Rp 1 Jutaan
Baca juga: Tiket Pesawat Murah ke Palembang, Terbang Langsung dari Jakarta Mulai Rp 300 Ribuan
Doomsday Plane menjadi bunker terbang
Pesawat kiamat ini rupanya menjadi bunker terbang Amerika Serikat.
Namun selain itu, Doomsday Plane juga berperan dalam perencanaan kontingensi besar-besaran yang masuk ke setiap kunjungan presiden.
Saat Presiden AS mengunjungi sebuah kota di luar negeri, Boeing E-48 akan dikerahkan ke bandara terdekat.
Tujuannya, jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka proses evakuasi Presiden akan menggunakan pesawat ini.
Melansir dari newshub.co.ns, ternyata hanya ada empat dari pesawat tersebut yang digunakan oleh Amerika Serikat sebagai bagian dari program 'Nightwatch' untuk menjamin keselamatan Presiden.
Sehingga model pesawat sejenis ini hampir tidak dapat dibeli oleh pihak lain.
Pesawat Boeing E-4B Nightwatch ini juga difungsikan sebagai pesawat khusus untuk pusat komando AS saat perang.
Boeing E-4B Nightwatch ini hanya satu di antara empat National Emergency Command Post (NEACP), yang bisa bergerak mobile sebagai pusat koordinasi dengan pasukan AS di manapun berada.
Selama perang, terutama mengantisipasi perang nuklir, hanya Presiden Amerika Serikat, Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS yang boleh berada di pesawat ini.
Orang lain yang berada di dalamnya hanyalah staf-staf komando pusat dan awak pesawat.
Doomsday Plane juga sangat spesial dan dijuluki "National Airborne Operation Centres", yang memungkinkan pengambil keputusan berkomunikasi dengan siapapun dan di manapun berada saat sedang berada di udara.
Sistem komunikasi masih mampu beroperasi sekalipun menghadapi peralatan pengacak tercanggih sekalipun dari musuh.
Pesawat tiga tingkat ini menggunakan instrumen penerbangan analog, menghindari serangan saiber dari lawan.
Pesawat khusus tipe Boeing 747 jumbo jet ini akan selalu terbang mengikuti Air Force One, ke manapun Presiden AS sebagai Commander in Chief bergerak.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Mengulik Doomsday Plane, Pesawat Kiamat Milik Amerika Serikat Bunker Terbang yang Tahan Nuklir
Baca juga: Arti Suara Lonceng yang Sering Terdengar di Pesawat, Bisa jadi Kode saat Kondisi Darurat
Baca juga: Viral Video Pramugari Gendong dan Hibur Balita yang Menangis di Pesawat