Breaking News:

Arab Saudi Buka Perbatasan, Bolehkah Jemaah dengan Vaksin Sinovac Lakukan Ibadah Umrah?

Arab Saudi sudah membuka kembali perbatasannya untuk turis internasional yang telah divaksinasi mulai Rabu (1/8/2021).

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Sinta Agustina
albawaba.com
Ilustrasi jemaah umrah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Arab Saudi sudah membuka kembali perbatasannya untuk turis internasional yang telah divaksinasi mulai Rabu (1/8/2021).

Sementara itu, untuk ibadah umrah sudah diizinkan sejak Selasa (10/8/2021).

Diinformasikan, wisatawan yang telah divaksinasi tidak perlu menjalani karantina setelah tiba di Arab Saudi.

Dilansir TribunTravel dari Khaleej Times, wisatawan perlu memberikan bukti rangkaian lengkap dari salah satu dari empat vaksin yang diakui di Arab Saudi.

Di antaranya dua dosis untuk vaksin Oxford/Astra Zeneca, Pfizer/BioNTech, dan Moderna atau satu dosis vaksin yang diproduksi oleh Johnson and Johnson.

Baca juga: Ibadah Umrah Akan Diizinkan Mulai 10 Agustus Mendatang, Apa Saja Syarat Bagi Jemaah Asal Indonesia?

Lalu bolehkah wisatawan dengan vaksin Sinovac memasuki Arab Saudi?

Ilustrasi vaksinasi Covid-19
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 (pexels.com)

Indonesia misalnya, kebanyakan penduduknya mendapatkan vaksin Sinovac.

Padahal tak sedikit umat Muslim di Indonesia yang ingin segera terbang ke Arab Saudi untuk melakukan ibadah umrah.

Baca juga: Biaya Umrah Diperkirakan Jadi Rp 60 Juta, Jemaah dengan Vaksin Sinovac Harus Disuntik Lagi

Kabar baiknya, jemaah yang telah menyelesaikan dua dosis vaksin Sinopharm atau Sinovac dapat memasuki Arab Saudi.

Namun dengan satu syarat, mereka harus menerima dosis tambahan dari salah satu dari empat vaksin yang diakui di Arab Saudi.

2 dari 3 halaman

Wisatawan dapat mendaftarkan status vaksinasi mereka di portal web yang tersedia dalam bahasa Arab dan Inggris.

Kendati demikian, Indonesia saat ini belum masuk daftar negara-negara yang diizinkan langsung masuk ke Arab Saudi.

Jemaah meninggalkan Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi, usai melaksanakan ibadah salat dzuhur, Minggu (12/11/2017).
Jemaah meninggalkan Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi, usai melaksanakan ibadah salat dzuhur, Minggu (12/11/2017). (Tribun Travel/Sinta Agustina)

"Semua negara dipersilakan melakukan penerbangan langsung dari negaranya ke wilayah Kerajaan, kecuali sembilan negara yang penerbangan langsung ke Saudi masih ditangguhkan," jelas Kepala Bidang Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (Amphuri) Zaky Zakaria, dikutip TribunTravel dari Tribunnews.

Sembilan negara yang dimaksud yaitu Indonesia, India, Pakistan, Mesir, Turki, Argentina, Brasil, Afrika Selatan, dan Libanon.

"Boleh ke Arab Saudi kalau mau dikarantina di negara lain dulu, yang enggak di-banned selama 14 hari," tambah Zaky.

Baca juga: Ibadah Umrah saat Pandemi, Jemaah Wajib Ikuti Proses Karantina di Asrama Haji

Namun menurut dia, jemaah diizinkan masuk atau tidaknya ke wilayah Kerajaan Arab Saudi tergantung perkembangan dan kondisi pandemi di Indonesia. 

Selain itu, kondisi vaksinasi Covid-19 di Indonesia maupun Arab Saudi juga akan menjadi pertimbangannya.

Zaky memperkirakan, kemungkinan Arab Saudi bisa menerima jemaah Indonesia masuk wilayahnya, jika vaksinasi sudah mencapai 70 persen dan kondisi pandemi sudah membaik.

Suasana di sekitar King Abdul Aziz Road yang tak jauh dari Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Minggu (12/11/2017).
Suasana di sekitar King Abdul Aziz Road yang tak jauh dari Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Minggu (12/11/2017). (TRIBUNTRAVEL.COM/SINTA AGUSTINA)

Vaksin untuk perjalanan internasional

Dilaporkan Travel Weekly Asia, vaksin AstraZeneca saat ini paling banyak digunakan dan diterima di seluruh dunia dalam hal bepergian.

3 dari 3 halaman

Terdapat sekira 119 negara yang mengakui vaksin AstraZeneca, berdasarkan riset yang dilakukan The Economist.

Pada urutan kedua setelah AstraZeneca yaitu Pfizer-BioNTech yang diterima oleh hampir 90 negara.

Kemudian diikuti oleh Sputnik V pada urutan ketiga yang diterima oleh lebih dari 60 negara.

Sementara Sinovac berada di urutan kedelapan yang diterima oleh hanya sekira 30 negara.

Meskipun vaksin AstraZeneca paling banyak diterima oleh negara di seluruh dunia, banyak negara Uni Eropa tidak menerima Covishiel.

Baca juga: Prosedur dan Biaya Pembuatan Paspor Umrah, Simak Dokumen Persyaratannya

Covishiel merupakan vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute of India.

Negara Uni Eropa hanya akan menerima AstraZeneca versi buatan Eropa.

(TribunTravel.com/Sinta A.)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Arab Saudiibadah umrahSinovac Al Ittihad Saleh Al-Shehri Salem Al-Dawsari Haji Furoda
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved