TRIBUNTRAVEL.COM - Para ilmuwan di Mesir telah menemukan fosil spesies paus unik berusia 43 juta tahun.
Bagaimana tidak, fosil paus tersebut memiliki empat kaki dan bisa hidup di darat maupun di laut.
Melansir laman Insider, Senin (30/8/2021), temuan fosil paus berkaki empat diterbitkan dalam jurnal "Proceedings of the Royal Society B" yang kini masih dalam proses peninjauan sesama rekan ilmuwan.
Adanya penemuan ini memberikan petunjuk tentang bagaimana awal mula paus bertransisi dari penghuni darat menjadi mahkluk laut.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Makam Manusia Tertua di Afrika, Ternyata Kuburan Anak Kecil dari 78.000 Tahun Lalu
Menurut laporan, spesias yang baru ditemukan tersebut diberi nama Phiomicetus anubis.
Mereka adalah bagian dari kelompok paus semiakuatik yang disebut Protocetids.

Seperti diketahui, Protocetids merupakan kelompok paus yang hidup pada periode Eosen, yaitu 56 juta hingga 33,9 juta tahun yang lalu.
Karena mereka amfibi, Protocetids mewakili tahap unik dalam evolusi paus yang sebagian besar masih menjadi misteri bagi para peneliti.
Phiomectus anubis diperkirakan memiliki panjang sekira 3 meter dan berat 1.300 pon.
Baca juga: Bebek Karet Bantu Ilmuwan Petakan Lautan? Ini Fakta di Baliknya
Baca juga: Gunakan Alat Seukuran Kotak Pizza, Ilmuwan Ini Berhasil Tangkap Sinar Matahari di Luar Angkasa
Uniknya, meraka memiliki kepala berbentuk seperti serigala dan memiliki rahang kuat yang memberinya "gaya makan raptorial," menurut penelitian tersebut.
Abdullah Gohar, penulis utama jurnal tersebut, mengatakan kepada Insider terkait penamaan temuan spesies paus baru ini.
Menurut Gohar, tengkorak paus itu menjadi salah satu alasan utama mengapa tim peneliti menamakannya Anubis, yang merupakan dewa kematian dalam mitologi Mesir.
Baca juga: 5 Tempat Misterius di Dunia Ini Bikin Para Ilmuwan Penasaran, Mana Saja Ya?
"Kami menemukan betapa ganas dan mematikan rahangnya yang kuat mampu merobek berbagai mangsa, paus ini adalah dewa kematian bagi sebagian besar hewan yang hidup di daerahnya," kata Gohar.
Fosil tersebut berasal dari Oasis Faiyum di Gurun Barat Mesir, yang dulunya merupakan wilayah bawah laut, di mana banyak Protocetid lain telah ditemukan sejak ahli paleontologi Jerman Eberhard Fraas menggali pertama kali pada tahun 1904.
Para peneliti mempelajari fosil di Pusat Paleontologi Vertebrata Universitas Mansoura, di laboratorium rekan penulis dan pendiri pusat Hesham Sallam.
Gohar juga mengatakan ini adalah pertama kalinya tim Arab menemukan, menjelaskan secara ilmiah, dan menamai fosil paus.
"Makalah ini merupakan terobosan bagi ahli paleontologi Arab, ilmu ini tetap dipertahankan ilmuwan asing untuk jangka waktu yang lama, meskipun kekayaan warisan alam Mesir dengan fosil penting dari nenek moyang ikan paus," katanya.
Baca juga: Jelajah Bawah Laut Atlantik, Ilmuwan Kelautan Menemukan SpongeBob dan Patrick di Kehidupan Nyata
Baca juga: Ilmuwan Temukan Korban Serangan Hiu Tertua di Dunia dalam Kondisi Mengenaskan
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soal artikel viral di sini.