TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah pesawat penumpang dengan 28 orang di dalamnya jatuh ke laut pada Selasa, (6/7/2021) di lepas timur jauh Semenanjung Kamchatka Rusia saat bersiap untuk mendarat, TribunTravel melansir dari scmp.
Pesawat itu, sebuah turboprop bermesin ganda Antonov AN-26, sedang dalam perjalanan dari ibukota regional Petropavlovsk-Kamchatsky ke Palana, sebuah desa di Kamchatka utara, ketika kehilangan kontak dengan kontrol lalu lintas udara, kata kementerian darurat Rusia.
Para pejabat darurat mengatakan mereka telah menemukan lokasi jatuhnya An-26 di Laut Okhotsk.
Tim penyelamat merekam sinyal radio yang lemah di lepas pantai Kamchatka, mungkin dari suar radio darurat Pesawat An-26 yang hilang, sebuah sumber informasi mengatakan kepada Interfax.
Dilansir dari The Sun, kapal dari Armada Pasifik Rusia telah dikirim ke daerah di Teluk Shelikhov.
Baca juga: Pesawat Militer Filipina Jatuh, 50 Orang Tewas dan 49 Lainnya Terluka

Baca juga: Tiket Pesawat Super Air Jet Sudah Bisa Dipesan Online, Simak Rute dan Tarifnya
Pesawat, milik sebuah perusahaan bernama Kamchatka Aviation Enterprise, melewatkan komunikasi terjadwal dan menghilang dari radar, kata pejabat darurat setempat.
Pesawat An-26 saat itu berada enam mil jauhnya dari bandara Palana dan bersiap melakukan pendaratan.
Valentina Glazova, juru bicara kantor kejaksaan transportasi lokal, mengatakan kepada kantor berita AFP: "Upaya pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung.
"Semua yang diketahui saat ini, apa yang mungkin dilakukan, adalah bahwa komunikasi dengan pesawat terputus dan tidak mendarat."
Kantor berita Rusia mengutip pejabat setempat yang mengatakan ada 28 orang di dalamnya, termasuk enam kru.
Dilaporkan bahwa ada dua anak di antara penumpang.
Pencarian telah diluncurkan yang melibatkan setidaknya dua helikopter dan petugas penyelamat bersiaga, kata laporan itu.
Kepala pemerintahan desa Palana, Olga Mokhireva, 42, dilaporkan berada di dalam pesawat.
Pilot bernama Dmitry Nikiforov, dan co-pilot Alexander Anisimov, 27.
Helikopter Mi8 juga telah membantu pencarian.
Baca juga: Warga Geram, Satu Keluarga Covid-19 dari Indonesia Diizinkan Masuk Australia dengan Pesawat Carteran
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin memerintahkan komisi khusus untuk mencari tahu apa yang terjadi pada pesawat itu.
Tim khusus diluncurkan untuk menangani kasus ini, tindakan normal ketika sebuah pesawat hilang atau jatuh di Rusia.
Rusia, yang pernah terkenal dengan kecelakaan pesawat, telah meningkatkan catatan keselamatan lalu lintas udaranya dalam beberapa tahun terakhir.
Tetapi perawatan pesawat yang buruk dan standar keselamatan yang lemah masih terjadi, dan negara itu telah mengalami beberapa kecelakaan udara yang mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
An-26 adalah pesawat angkut sipil dan militer turboprop bermesin ganda, dirancang dan diproduksi di Uni Soviet dari tahun 1969 hingga 1986.
Pada bulan Agustus, sebuah pesawat turboprop South West Aviation An-26 jatuh saat lepas landas dari Bandara Juba di Juba, Sudan Selatan.
Sebulan kemudian An-26 jatuh ke tanah saat mendarat di dekat kota Chuguyev di timur Ukraina, menewaskan 22 dari 28 orang di dalamnya.
Kecelakaan udara besar terakhir di Rusia terjadi pada Mei 2019, ketika Sukhoi Superjet milik maskapai penerbangan berbendera Aeroflot mendarat darurat dan terbakar di landasan pacu bandara Moskow, menewaskan 41 orang.
Baca juga: Syarat Melakukan Perjalanan Domestik Selama PPKM Darurat dari Kereta Api hingga Pesawat Terbang
Pada Februari 2018, pesawat Saratov Airlines An-148 jatuh di dekat Moskow tak lama setelah lepas landas, menewaskan semua 71 orang di dalamnya.
Penyelidikan kemudian menyimpulkan kecelakaan itu disebabkan oleh kesalahan manusia.
Insiden udara non-fatal yang mengakibatkan penerbangan dialihkan dan pendaratan darurat juga pernah terjadi di Rusia.
Pada Agustus 2019, penerbangan Ural Airlines yang membawa lebih dari 230 orang melakukan pendaratan ajaib di ladang jagung Moskow setelah sekawanan burung tersedot ke dalam mesin tak lama setelah lepas landas.
Pada Februari 2020, Utair Boeing 737 yang membawa 100 orang mendarat di darurat di Rusia utara setelah sistem pendaratannya tidak berfungsi.
Seluruh penumpang pesawat dan awaknya selamat.
Baca juga: Cara Reschedule Tiket Pesawat Citilink via Traveloka, Mudah dan Praktis
Ambar Purwaningrum/TribunTravel