Breaking News:

Begini Sejarah Hari Puisi Nasional yang Diperingati Setiap 28 April

Sejarah tentang Hari Puisi Nasional yang diperingati setiap 28 April oleh masyarakat Indonesia.

Twitter @KemnakerRI
Hari Puisi Nasional 2021 

TRIBUNTRAVEL.COM - 28 April diperingati masyarakat sebagai Hari Puisi Nasional untuk mengenang wafatnya penyair legendaris Indonesia, Chairil Anwar.

Penyair yang telah melahirkan 94 karya, dan 70 diantaranya adalah bentuk puisi itu wafat akibat terjangkit Tuberculosis (TBC) di usianya yang belum genap 27 tahun.

Dari puluhan karya Chairil, yang dianggap paling berpengaruh pada Angkatan 45 adalah puisi berjudul “Aku" tentang kegigihan dan semangat perjuangan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan.

Puisi Chairil yang ditulis tahun 1943 tersebut juga dimuat di majalah Timur pada 1945.

Puisi hujan
Puisi hujan (Amusing Planet)

Dilansir dari dokumen repositori.kemdikbud.go.id, pada angkatan 45, Chairil Anwar juga membawa suatu aliran baru dalam dunia syair dan sastra yang disebut ekspresionisme.

Sebagai informasi, aliran ekspresionisme adalah seni yang menghendaki kedekatan pada sumber asal pikiran dan keinsyafan. 

Melalui karya-karya puisinya, Chairil juga kerap menceritakan tentang mengenai perlawanan dan semangat Indonesia untuk merdeka.

Selain itu, Chairul Anwar juga pernah menggambarkan tentang siksaan Kenpeitai Polisi Rahasia Jepang yang ditulis dalam puisinya yang berjudul "Siap Sedia" dan sempat kontroversial di jamannya.

Oleh karenanya, hingga saat ini, semangat dan perjuangan Chairil Anwar diharapkan dapat terus berlanjut seiring dengan ditetapkannya Hari Puisi Nasional.

Dilansir dari enkosa.com, sosok kelahiran Medan, Sumatera Utara itu memang sudah memiliki tekad untuk menjadi seorang penyair sejak usianya masih 15 tahun.

2 dari 2 halaman

Tak hanya gemar menulis puisi dan syair, anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha itu juga dikenal gemar membaca buku sejak usianya masih kecil.

Bahkan, saat masih duduk di Hollands Inlandsche School (HIS) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau sekolah yang setara SD dan SMP, Chairil sudah melahap buku-buku untuk siswa Hogere Burgerschool (HBS), tingkat SMA saat itu.

Kecintaan Chairil Anwar pada literasi jugalah yang membawanya bertemu teman-teman sastrawan lain seperti Subagyo Sastrowardoyo, H.B. Jassin dan rekan-rekannya.

Baca juga: Sejarah Panjat Pinang, Lomba Kemerdekaan Indonesia yang Kini Mulai Tiada

Sebagai informasi, sebelum meninggal dunia, Chairil pernah menikah dengan Hapsah Wiriaredja, meskipun hanya dua tahun, 6 Agustus 1946 hingga akhir tahun 1948 saja.

Bersama Hapsah, Chairil mempunyai anak Evawani Alissa.

(TribunTravel/Arimbi haryas Prabawanti)

Baca juga: 5 Tradisi Unik Bulan Ramadan di Berbagai Negara, Muslim Maladewa Baca Puisi setelah Berbuka

Baca juga: Antara Miris, Kocak hingga Bikin Ngakak, Begini Bunyi Puisi Berjudul Batagor Karya Bocah

Baca juga: Maskapai Ini Tawarkan Tiket Gratis bagi Penumpang yang Tulis Puisi di Kantung Muntahan! Minat?

Baca juga: Urband Legend Paling Horor di Jepang, Puisi Bisa Sebabkan Kematian Hingga Mimpi Soal Kematian

Baca juga: 5 Fakta Kongres Sumpah Pemuda: Peserta Kenakan Peci hingga Indonesia Raya Dinyanyikan Tanpa Syair

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Sejarah Hari Puisi NasionalChairil AnwarIndonesia
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved