Breaking News:

Israel Buka Pariwisata di Yerusalem, Warga Palestina Khawatir Ketegangan Meningkat

Ketika Uni Emirat Arab setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, dampaknya adalah pariwisata di Yerusalem timur akan menjadi lebih ramai.

Travel + Leisure
Israel 

TRIBUNTRAVEL.COM - Ketika Uni Emirat Arab setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, dampaknya adalah sektor pariwisata di Yerusalem timur akan menjadi lebih ramai.

Setelah warga Palestina di kota Yerusalem timur berbulan-bulan menjadi 'kota hantu' akibat wabah virus corona, kini mereka akan segera melihat keuntungan di sektor pariwisata dari normalisasi UEA-Israel.

Seorang pengusaha Palestina di Yerusalem Timur, Sami Abu Dayyeh, mengatakan akan ada beberapa keuntungan di sektor pariwisata Palestina, "...dan inilah yang saya harapkan," ujar Abu Dayyeh dikutip Associated Press (AP).

"Lupakan politik, kita harus bertahan hidup," ujarnya.

Para pemimpin Palestina dengan tajam menolak keputusan baru-baru ini oleh UEA, Bahrain dan Sudan untuk menjalin hubungan dengan Israel.

Normalisasi itu melemahkan konsensus Liga Arab lama tentang hubungan Israel dan Palestina.

Palestina berharap bisa mendirikan negara termasuk Yerusalem timur dan Tepi Barat, wilayah yang diduduki Israel dalam perang 1967.

Dukungan Arab, yang dilihat sebagai bentuk kunci dari pengaruh dalam beberapa dekade negosiasi perdamaian yang terus-menerus dan tidak aktif, sekarang tampaknya menurun, membuat Palestina bisa dibilang lebih lemah dan lebih terisolasi daripada titik mana pun dalam sejarah belakangan ini.

Orang-orang Palestina memandang permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem timur sebagai penghalang utama perdamaian, dan sebagian besar komunitas internasional menganggapnya ilegal.

Tetapi prospek pariwisata religi yang diperluas pada akhirnya dapat menguntungkan orang Israel dan Palestina, karena turis Teluk yang kaya dan peziarah Muslim dari tempat yang lebih jauh memanfaatkan adanya jalur udara baru dan hubungan yang lebih baik untuk mengunjungi Al Aqsa serta situs suci lainnya.

2 dari 2 halaman

Sementara Palestina berharap Yerusalem timur dan Tepi Barat menjadi bagian dari negara mereka kelak, Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota negara Yahudi.

“Saya sangat senang karena saya pikir ini membuka kita ke era baru pariwisata Muslim yang tidak pernah benar-benar kita miliki,” kata Fleur Hassan Nahoum, wakil wali kota Yerusalem.

“Meskipun kami memiliki perdamaian dengan Yordania dan Mesir, saya tidak pernah benar-benar melihat turis Mesir atau turis Yordania karena kedamaian bukanlah kedamaian yang hangat [perdamaian yang jauh lebih kooperatif].”

Sementara itu, warga Palestina lainnya tampak lebih skeptis.

Lebih dari belasan pemilik toko Palestina di Kota Tua Yerusalem, yang sebagian besar ditutup karena virus corona, menolak mengomentari potensi pariwisata Teluk, dengan mengatakan bahwa hal itu terlalu sensitif secara politik.

Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa dorongan Israel untuk mempromosikan pariwisata di kompleks Haram Asy-Syarif akan meningkatkan ketegangan.

Kompleks Haram Asy-Syarif dengan masjid Al Aqsa dan masjid Kubah Batu yang ikonik adalah bangunan suci dalam agama Islam. 

Namun, bangunan Kubah Batu juga menjadi tempat suci bagi umat Yahudi yang menyebutnya sebagai Dome of The Rock dan kompleksnya disebut Temple Mount (atau Palestina menyebutnya juga dengan Haram Asy-Syarif).(*)

Baca juga: Pesawat Menghindari Terbang di Atas Pegunungan Himalaya, Mengapa?

Baca juga: 4 Rahasia Penerbangan Diungkap Pramugari, Termasuk Bagaimana Jika Pesawat Tersambar Petir

Baca juga: Viral di Medsos, Pesawat yang Terbelah Dua Terekam Kamera Google Maps

Baca juga: Pria Ini Ditangkap di Bandara Karena Bawa Senjata Api Saat Akan Bulan Madu

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Israel Buka Pariwisata Ke Yerusalem, Warga Palestina Khawatir Ketegangan Meningkat

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jateng
Tags:
YerusalemTribunTravel.com
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved