Sebagian besar adalah jenis karet atau plastik, yang membutuhkan waktu beberapa bulan hingga beberapa dekade untuk terurai.
"Kami telah berusaha untuk meminimalisir penggunaan plastik di lingkungan sekitar, seperti kantong plastik sekali pakai."
Jika balon berakhir di lautan, benda itu bisa terlihat seperti makanan bagi makhluk-makhluk laut.
"Balon adalah satu benda yang kita asosiasikan dengan saat-saat bahagia, tetapi benda tersebut juga tidak selalu berakhir bahagia pula di tempatnya terbuang."
Debs mengatakan kawasan Top of the South yang mencakup Tasman, Nelson, dan Marlborough dihuni oleh berbagai macam burung laut yang mengira plastik dan material lain, seperti balon, adalah makanan mereka.
"Induk burung akan menyelam ke air dan mengambil apa pun yang ia kira sebagai makanan, kemudian memberikannya kepada anak mereka."
"Akibatnya, banyak anak burung yang sekarat akibat menelan benda-benda yang ternyata bukan makanan."
Burung bisa mati kelaparan, karena produk plastik dan material lain buatan manusia tidak bisa dicerna dan binatang tersebut terus-menerus merasa kenyang sekaligus kekurangan nutrisi.
Balon dapat menimbulkan bahaya dan ancaman besar bagi kehidupan burung, khususnya burung kea dan weka.
Advokat satwa laut dari Forest and Bird, Anton van Helden mengatakan balon telah menunjukkan tanda-tanda masalah sejak lama.
Dia mengambil contoh, satu kasus pelepasan balon secara massal dari Disneyland.
Beberapa waktu kemudian,sisa-sisa balon tersebut ditemukan di perut lumba-lumba yang terdampar.
Anton mengatakan, ketika melihat balon di gerbang yang mengiklankan pesta anak-anak, dia berpikir tentang bagaimana balon-balon itu bisa berakhir di laut.
"Pemikiran tersebut membuat cara pandang saya terhadap suatu perayaan hari-hari spesial berubah drastis."
"Saya tidak ingin menjadi orang yang melarang orang lain untuk berpesta, tetapi saya harus mengatakan, kita harus berhati-hati tentang hal ini (penggunaan balon dan material lainnya, red.)"