Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Rumah 100 Tiang di OKI Sumatera Selatan: Warisan Sejarah Megah Abad ke-18 yang Masih Berdiri Kokoh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah Limas seratus tiang yang terletak di Desa Sugih Waras, Kecamatan Teluk Gelam jadi salah satu tempat bersejarah di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan

TRIBUNTRAVEL.COM - Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, menyimpan sebuah peninggalan bersejarah yang megah dan penuh filosofi. 

Bangunan itu dikenal sebagai Rumah 100 Tiang, yang berdiri kokoh di Desa Sugih Waras, Kecamatan Teluk Gelam. 

Baca juga: Wisata Gratis di Jantung Kota Palembang di Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan

Gerbang masuk lokasi rumah limas 100 tiang di Desa Sugih Waras Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI),Sumatera Selatan. (SRIPOKU.COM/MAT BODOK)

Baca juga: 4 Tempat Wisata Terbaik di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan untuk Liburan Akhir Pekan Keluarga

Hingga kini, rumah tradisional ini masih menjadi ikon budaya sekaligus saksi bisu perjalanan sejarah masyarakat setempat.

Sejarah Rumah 100 Tiang

Baca juga: Dusun Camp Riverside: Glamping Glamor di Pagar Alam, Sumatera Selatan, Segini Tarifnya

Rumah 100 Tiang dibangun pada abad ke-18, tepatnya pada masa kepemimpinan Pangeran Rejed, penguasa wilayah Sugihwaras dari marga Bengkulah. 

Pembangunan rumah ini berawal dari syarat pernikahan putra Pangeran Rejed, Depati Malian, yang hendak meminang putri dari Pangeran Ismail, bangsawan dari Kayuagung.

Pangeran Ismail meminta syarat khusus agar putrinya ditempatkan di rumah yang layak. 

Ia menginginkan sebuah bangunan besar berbahan kayu besi atau kayu unglen, dengan penyangga sebanyak seratus tiang. 

Permintaan itu diterima oleh Pangeran Rejed, yang kemudian mendatangkan arsitek dari Cina dan Arab untuk mewujudkan rumah tersebut.

Namun pembangunan rumah tidak berjalan mulus. 

Para arsitek kesulitan memenuhi permintaan detail ukiran yang diinginkan. 

Ornamen rumah harus dikerjakan dengan teknik ukir timbul tiga dimensi hingga lukisan, yang memakan waktu lama. 

Akibatnya, pembangunan sempat tertunda dan arsitek berganti-ganti hingga akhirnya rumah selesai dengan hasil yang tetap megah meski belum sepenuhnya sesuai keinginan awal.

Baca juga: Pesona Negeri di Atas Awan Bukit Gatan, Musi Rawas, Sumatera Selatan, Cek Juga Tiket Masuknya

Megah dengan Seratus Tiang Penyangga

Sesuai namanya, rumah ini ditopang oleh 100 tiang kayu yang kokoh. 

Halaman
123