Berwarna putih kombinasi hijau dan kuning emas, sekilas keenam menara tersebut tampak seperti tiang penyangga bangunan.
Namun, menara-menara tersebut menjulang selayaknya menara yang dibangun di luar bangunan seperti pada masjid pada umumnya.
Keenam menara yang berada di dalam bangunan masjid sebenarnya adalah tiang asli dari bangunan lama Masjid Raya Pekanbaru.
Pasca direvitalisasi pada 2009 lalu, sebagian besar kontruksi asli masjid dirubuhkan.
Selain tiang, bangunan masjid yang masih dipertahankan yaitu pintu gerbang.
Namun, tiang-tiang asli masjid peninggalan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah di abad ke-18 sebenarnya ada 26 tiang yang dipertahankan pada saat dilakukan revitalisasi saat itu, untuk mempertahankan untaian sejarahnya.
Sedangkan 6 tiang yang saat ini berupa menara, sebelum direvitalisasi merupakan tiang penyangga tengah masjid atau soko guru bangunan.
Agar tampak indah, keenam tiang tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi menara, lengkap dengan kubahnya.
3. Rumah Singgah Tuan Kadi
Satu objek wisata sejarah di Kota Pekanbaru yang patut dikunjungi pelancong adalah Rumah Singgah Tuan Kadi di Jalan Perdagangan, Kelurahan Kampung Bandar, Senapelan.
Situs peninggalan bersejarah ini telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya oleh Balai Pelestraian Cagar Budaya .
Rumah Singgah Tuan Kadi yang berbentuk rumah panggung berarsitek Melayu ini dibangun oleh H Nurdin Putih yaitu mertua Tuan Qadhi H Zakaria sekitar tahun 1895.
Rumah ini terletak di tepi Sungai Siak , tak jauh di bawah Jembatan Siak III,
Baca juga: Rumah Limas Palembang Sumatera Selatan: Ikon Uang Rp 10 Ribu dengan 5 Tingkatan Penuh Makna
Rumah panggung kayu berbentuk limas ini berfungsi sebagai rumah singgah bagi Sultan Siak Sri Indrapura apabila berkunjung ke Senapelan (Pekanbaru).
Di tempat inilah Sultan Siak beserta pengiringnya beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanannya.
Baca tanpa iklan