TRIBUNTRAVEL.COM - Sumatera Selatan dikenal dengan sebutan Bumi Sriwijaya.
Selain Jembatan Ampera dan kuliner khas pempek, Sumatera Selatan juga memiliki warisan budaya yang sarat filosofi, salah satunya Rumah Limas.
Baca juga: Wisata Gratis di Jantung Kota Palembang di Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan
Baca juga: Itinerary Palembang 3 Hari 2 Malam Bujet Rp 1,5 Jutaan, Bisa Mampir ke Pulau Kemaro
Rumah tradisional ini pernah terpampang jelas dalam uang kertas Rp 10 ribu terbitan lama, menjadikannya ikon yang tak hanya dikenal masyarakat Sumatera Selatan, tetapi juga masyarakat
Hingga kini, wujud asli Rumah Limas masih bisa dilihat di kawasan Museum Balaputra Dewa Palembang, Jalan Srijaya KM 5, Palembang.
Baca juga: Itinerary 1 Day Trip Palembang, Start dari Indralaya Budget Rp 845 Ribu untuk 3 Orang
Baca juga: 4 Tempat Wisata Gratis di Palembang yang Bisa Dijelajahi dengan Jalan Kaki
Ikon Sejarah dan Budaya
Rumah Limas bukan sekadar bangunan, melainkan warisan sejarah yang menyimpan makna mendalam.
Rumah ini pertama kali dimiliki oleh Syarif Abdul Rahman Al Habsyi pada tahun 1830.
Dibangun dengan bahan kayu pilihan seperti kayu unglen yang tahan air serta kayu tembesu yang kuat, rumah ini mampu bertahan ratusan tahun.
Bangunan ini terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian depan yang dibangun pada 1830 dan bagian belakang pada 1835.
Menariknya, rumah ini sempat berpindah lokasi beberapa kali sebelum akhirnya berdiri kokoh di Museum Balaputra Dewa.
Filosofi 5 Tingkatan Rumah Limas
Keunikan utama Rumah Limas terletak pada struktur lantainya yang bertingkat.
Terdapat lima tingkatan dengan fungsi dan filosofi masing-masing, mencerminkan tata kehidupan masyarakat Palembang pada masa lalu.
1. Pagar Tenggalong
Tingkat pertama ini berfungsi sebagai beranda atau ruang tunggu tamu.
Baca tanpa iklan