Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Wisata Religi di Kuindra, Inhil, Riau, Makam Tuan Guru Ramai Dikunjungi Peziarah Dalam & Luar Negeri

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WISATA RELIGI INHIL - Kawasan makam Syekh Abdurrahman Siddiq di Kampung Hidayat Sapat Kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Kamis (4/9/2025).

Tuan guru juga pernah di Bangka Belitung sesaat setelah dirinya sampai di Kalimantan sepulang dari menuntut ilmu di Mekah, atas izin dari birokrasi pendidikan Mekah, Tuan Guru Sapat kembali ke tanah air dengan alasan ingin mengabadikan ilmu yang didapat di kampung halaman.

Meskipun kini dirinya telah tiada, namun karya-karyanya yang berbentuk kitab seperti jadwal sifat dua puluh, sittin masalah dan Jurumiah, asrarul shalah min’iddatil kutubi al mu’tamadah, syair ibarat dan kabar kiamat, serta banyak lainnya lagi yang saat ini masih menjadi literasi di banyak pusat pusat pendidikan Islam, seperti pesantren dan madrasah .

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga, Budaya (Disparporabud) Kabupaten Inhil, Junaidy Ismail menjelaskan, Makam Tuan Guru Sapat tentunya menjadi potensi yang besar bagi daerah bila digarap dengan baik.

“Masyarakat terus datang, ini menjadi potensi besar bagi daerah kita juga. Kalau di makam tuan guru ini kan setiap tahun juga ada haul dan itu ramai, jadi luar biasa potensinya itu,” katanya.

Menurutnya, masyarakat Inhil yang pulang dari perantauan juga menjadikan wisata ini sebagai tujuan utamanya saat pulang kampung.

Apalagi pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari wisatawan lokal saja, tapi wisatawan mancanegara juga kerap datang untuk berziarah ke Makan Tuan Guru Sapat yang memang memiliki murid dari berbagai negara ini.

“Karena memang yang datang ke sana itu kan bukan hanya orang sini, tapi orang dari mana-mana datang juga, seperti Malaysia, Singapora, Brunei dan terbanyak dari Kalimantan,” jelasnya.

Berkunjung makam Tuan Guru Sapat tidaklah begitu sulit, wisatawan cukup menggunakan perahu pancung (speed boat) dari Pelabuhan RSUD Puri Husada atau pelabuhan lain yang berada di pusat Kota Tembilahan.

Setelah perahu bersandar di Dermaga Hidayat Desa Teluk Dalam, perjalanan dilanjutkan dengan menempuh jalur darat sekitar dua kilometer menggunakan ojek untuk menuju Komplek Makam.

Lebih lanjut, Ustadz Ali Azhar selaku kerabat atau keturunan langsung dari Tuan Guru Sapat berharap makan tuan guru bisa mendapat perhatian lebih dari pemerintah, baik itu kabupaten maupun provinsi.

Pria yang akrab disapa Ustadz Ajay ini, menuturkan, keberadaan makan Tuan Guru Sapat merupakan sebuah keberuntungan bagi Kuindra dan menjadi sebuah makam wisata religi yang selama ini di promosikan oleh Pemerintah Kabupaten Inhil .

“Abdurrahman Shiddiq tokoh agama. Sejak zaman kerajaan Indragiri, saat itu Raja Sutan Mahmudsyah yang bermukim di kota Rengat, selalu membawa tamu dari luar negeri ke tempat tuan guru ini, artinya tuan guru tidak saja sebagai milik keluarga, tapi masyarakat,” ungkap Ustadz Ajay.

Menurutnya, rencananya tata ruang dan wilayah (RT/RW) komplek makam tuan guru akan digabungkan dalam program DED (perencanaan) Provinsi Riau , sehingga bisa menjemput bola APBN atau sharing dana provinsi dan kabupaten.

“Objek wisata religi ini perlu ditata. Karena beberapa hari lalu saya rapat dengan kepala Dinas Provinsi Riau, segala rencana master plannya telah kita sepakati bersama tahun 2022 selesai, berarti aktualisasi pembangunan ini di mulai pada tahun 2023,” ungkap generasi kedua Tuan Guru Sapat ini. 

Baca juga: Air Terjun Sumuran, Surga Tersembunyi di Ngablak Magelang Jawa Tengah

(TribunTravel.com)