Apabila ingin lebih nyaman maka bisa menyewa tikar yang juga disewakan warga seharga Rp 10 ribu sepuasnya untuk digelar sebagai alas duduk.
Bisa juga duduk-duduk di beberapa tempat lain, seperti bangku dan juga rumah pohon yang jadi fasilitas pendukung di Wisata Sungai Jaing.
"Rumah pohon ini didukung pemerintah desa, termasuk panggung tangga masuk ke wisata, dan ruang ganti," katanya.
Masih menurut Akbar, saat ini juga tengah dipersiapkan gazebo lagi di bagian seberang sungai dan nantinya juga akan ada dibuatkan jembatan.
Pengembangan dan pembenahan terus mereka lakukan karena saat ini Wisata Sungai Jaing sudah cukup dikenal dan digemari.
"Dulu pertama kali dijadikan wisata pada tahun 2019, ide ini muncul karena lokasi ini sering dikunjungi orang," katanya.
Baca juga: 13 Fakta Kapal Pesiar Paling Aneh yang Tak Banyak Diketahui, Benarkah Kerap Dilacak Hiu?
Dari situlah warga desa berinisiatif menjadikan area yang dulunya hanya tempat biasa untuk dibuat semakin menarik dengan jadi tempat wisata.
Ketika awal dibuka, Wisata Sungai Jaing langsung bisa digemari, namun karena adanya pandemi Covid-19 akhirnnya sempat terhenti.
"Lalu tahun ini kembali dibuka lagi dan hingga sekarang kembali ramai dikunjungi," ujarnya.
Wisata Sungai Jaing berlokasi di Desa Maskau, Murung Pudak, Tabalong, Kalimantan Selatan.
Usai mati suri pascapandemi Covid-19, wisata Sungai Jaing menjelma menjadi salah satu destinasi yang cuku[ hits.
Sungai Jaing menyuguhkan aliran air yang bersih dan jernih.
Terlebih bila dalam beberapa hari sebelumnya tidak turun hujan.
Airnya pun tak menjadi keruh meski banyak wisatawang sedang bermain di aliran sungai.
Sebab dasar sungainya berupa hamparan batu.