Sandi tidak sekadar memproduksi karya seni, tetapi juga rutin mengadakan workshop kerajinan gerabah, baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk Dharma Wanita Pertamina.
“Saya ingin masyarakat mengenal lebih dekat seni gerabah, karena selama ini kurang diperkenalkan secara menyeluruh,” ujar Sandi Kristian dalam wawancara dengan Cenderaloka.
Sentuhan Modern dan Strategi Kreatif
Sandi menyadari bahwa satu tantangan perajin lokal adalah desain dan kemasan produk.
Produk gerabah seringkali kalah bersaing di pasaran bukan karena kualitasnya buruk, melainkan tampilannya kurang menarik.
“Cukup diberikan sentuhan desain dan kemasan yang kreatif, produk lokal bisa bersaing lebih luas,” jelasnya.
Potstory pun memadukan teknik tradisional dengan desain modern, menghasilkan produk yang tetap otentik namun sesuai dengan selera pasar masa kini.
Langkah ini membantu karya perajin lokal naik kelas, bahkan kini Potstory mulai dikenal di berbagai kota dan dapat dibeli melalui marketplace.
Mengangkat Nilai Tanah Liat Lokal
Bahan baku menjadi salah satu fokus utama Sandi dalam menjaga kualitas produk.
Indonesia memiliki kekayaan jenis tanah liat yang beragam.
- Tanah liat berwarna gelap lebih cocok untuk gerabah.
- Tanah liat cerah bisa diolah menjadi keramik jika ditambah bahan seperti kaolin dan vespak.
Kemampuan mengolah bahan lokal inilah yang membuat Potstory memiliki ciri khas tersendiri.
Meski harga bahan baku kadang fluktuatif, komitmen terhadap kualitas tidak pernah dikurangi.
Baca tanpa iklan