Sebelumnya, Liem juga aktif mengikuti program pendampingan UMKM yang diadakan oleh dinas terkait.
Walaupun pandemi sempat menghambat aktivitas usaha, semangatnya untuk terus berkarya tak pernah surut.
Kesempatan baru terus berdatangan, dan Bien Craft pun tetap eksis hingga kini.
Baca juga: Karya Aksara Jawa di Solo, Kerajinan Bernuansa Tradisi yang Cocok untuk Oleh-Oleh
Produk Unik dan Proses Mandiri
Produk Bien Craft beragam, mulai dari dekorasi kayu, pot, hingga souvenir berbahan batik.
Untuk produk kayu, Liem mendesain sendiri, kemudian menggandeng perajin lokal untuk produksi.
Setelah itu, ia melakukan finishing dan dekorasi agar lebih menarik saat dijual.
Untuk produk berbahan kain, khususnya batik, Liem membeli langsung dari toko atau pusat oleh-oleh di Yogyakarta.
“Saya nggak pakai vendor. Saya cari sendiri. Tapi kalau pemasaran, saya titip di tempat seperti Batik Hamzah, Krisna Oleh-oleh, sampai Bandara Jogja dan Semarang,” katanya.
Meski di beberapa tempat nama brand tidak boleh ditampilkan, ia tetap memperoleh keuntungan karena sistem penjualannya berbasis kepercayaan dan pembayaran berkala.
Kualitas Jadi Prioritas
Dalam menghadapi persaingan dan tiruan produk, Liem tetap tenang. Baginya, yang terpenting adalah menjaga kualitas dan tetap konsisten.
“Kalau dulu pakai jenis batik tertentu, ya tetap dilatih pakai yang itu. Kalau harga bahan naik, harganya juga ikut naik, tapi kualitas jangan dikorbankan,” tegasnya.
Ia juga tidak khawatir jika desain Bien Craft ditiru pihak lain.
“Ngapain mikirin orang lain. Fokus aja bikin yang lebih kreatif. Mereka juga punya ide sendiri,” ujarnya sambil tersenyum.
Baca tanpa iklan