Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal UMKM

Budaya Bisa Jadi Gaya: Elyaza Hadirkan Tas Daur Ulang Kekinian untuk Wisatawan

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tas daur ulang, produk kerajinan tangan dari Elzaya Wonogiri, Jawa Tengah yang cocok untuk OOTD kekinian.

Meskipun telah mencoba menjual produknya lewat Shopee dan TikTok, hasil yang diperoleh masih terbatas.

Jumlah penjualan  saat melakukan siaran langsung di TikTok, pembelinya bisa hanya bisa dihitung jari saja.

Baca juga: Oleh-oleh Solo Bernuansa Lokal: Baju & Tas Aksara Jawa yang Penuh Makna

Kesulitan ini tak membuat Novi menyerah. Ia tetap berpegang pada filosofi bahwa setiap produk Elyaza tidak hanya menjadi barang konsumsi, tapi juga cerminan karakter dan permintaan pelanggan.

Novi sering menerima pesanan custom, di mana pelanggan berbagi cerita atau harapan tertentu yang kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk dan desain produk.

"Kita harus menyesuaikan karakter beliau," ujarnya, menekankan pentingnya sentuhan personal dalam setiap karya yang dihasilkan.

Tak berhenti pada aspek daur ulang dan keberlanjutan, Novi juga membawa sentuhan budaya lokal ke dalam karyanya. 

Ia bereksperimen dengan desain yang terinspirasi dari kebaya, pakaian tradisional Indonesia yang selama ini identik dengan acara formal.

"Biasanya kita mikirnya kebaya hanya bisa digunakan untuk menghadiri pernikahan. Tapi saya ingin memberi kesan bahwa kebaya kutu baru bisa dikenakan untuk sehari-hari," katanya.

Baca juga: Madu Al Ghozi, Oleh-oleh dari Bandar Lampung Mulai Rp 35 Ribu Aja

Ia memadukan kebaya dengan kain tenun, ecoprint, dan batik ciprat agar tampil lebih kasual dan inklusif, serta bisa dijangkau oleh berbagai kalangan.

Dengan demikian, Elyaza tidak hanya menyuarakan isu lingkungan, tapi juga melestarikan kekayaan budaya lokal dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan modern.

Meski memiliki visi besar, Novi menyadari bahwa keterbatasan di daerah masih menjadi tantangan serius bagi UMKM seperti miliknya.

Ia berharap ada dukungan nyata dari pemerintah, terutama dalam bentuk pelatihan branding, pemasaran digital, serta bantuan modal usaha.

"Saya ingin dari pemerintah memberikan modal usaha atau pelatihan-pelatihan bagaimana caranya branding, bagaimana cara membuat packaging yang baik," harap Novi.

Besar harapan Novi, adanya pelatihan dan dukungan langsung dari pemerintah terhadap UMKM agar semakin berkembang.

"Mengapa dari pemerintah tidak ada pelatihan ke masyarakat? (Perkembangan zaman) ini kan bisa diakses buat yang memahami internet, kalau yang di pedesaan tidak tahu, jadi penting mengetahui perkembangan zaman. Apalagi sekarang ada QRIS seperti itu, tidak tahu," jelas Novi.

Halaman
123