Proses Kreatif yang Total dan Personal
Kualitas menjadi kunci dari setiap karya Ary.
Semua tahapan dilakukan sendiri, mulai dari memilih bahan kain, menentukan pola, hingga mengombinasikan warna dan motif.
Pendekatan personal inilah yang menjadikan setiap produk memiliki nilai lebih.
“Sebelum saya jual, saya pastikan kualitasnya. Kalau tidak sesuai standar, saya perbaiki atau bahkan saya ganti,” ujar Ary dengan tegas.
Meski produksinya tidak dalam jumlah besar, Ary lebih memilih menjaga kualitas daripada mengejar kuantitas.
Baca juga: Itinerary Surabaya 1 Hari dari Lamongan, Solo Traveling Seru dengan Bujet Rp 205 Ribu
Misi Budaya Lewat Lurik
Sebagian besar karya Ary menggunakan kain lurik sebagai material utama.
Meskipun sempat dianggap “kuno” atau identik dengan golongan pekerja tertentu, Ary justru ingin mengangkat lurik ke tingkat yang lebih tinggi.
“Dulu banyak yang bilang, 'motifnya kayak tukang parkir'. Tapi saya jelaskan, lurik itu punya sejarah dan filosofi. Akhirnya mereka paham dan tertarik,” ungkapnya.
Dengan konsistensi dan edukasi, Ary berhasil mengubah persepsi masyarakat terhadap kain lurik.
Ia membuktikan bahwa kain ini bisa tampil modern dan elegan jika dipadukan dengan desain yang tepat.
Terbuka untuk Kolaborasi dan Terus Belajar
Meski telah bertahun-tahun menjalankan bisnis, Ary tetap rendah hati.
Ia mengaku masih belajar dan selalu terbuka untuk kolaborasi dengan sesama pelaku kerajinan.
Baca tanpa iklan