Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal UMKM

Julia Craft Klaten: UMKM Kerajinan Tangan Handmade yang Tumbuh dari Hobi dan Cinta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tas selempang handmade dari Julia Craft Klaten dengan motif bunga cerah dan tali kulit sintetis yang stylish dan ringan dibawa

Hanya tangan dan ketekunan.

Semangat ramah lingkungan ini bukan sekadar strategi bisnis, melainkan prinsip yang ia pegang teguh. 

“Kaca itu sulit didaur ulang, jadi saya manfaatkan. Biar nggak terbuang percuma,” tuturnya.

Namun, seperti banyak perajin lainnya, Julia dihadapkan pada realitas pasar: produk buatan tangan sering dibandingkan dengan barang massal. 

Di kawasan wisata seperti Prambanan, rajutan murah banyak dijual. 

Bedanya, kualitasnya sangat jauh berbeda.

“Orang sering lihat harga dulu. Padahal benang murah itu kasar, gampang rusak. Tapi kalau kita edukasi pelan-pelan, lama-lama mereka ngerti,” ujarnya.

Maka dari itu, Julia tidak hanya berjualan—ia juga mendidik. 

Ia rajin menjelaskan tentang bahan, teknik, dan proses pembuatan produknya kepada pembeli, baik secara langsung maupun lewat media sosial. 

“Ada harga, ada kualitas. Dan yang handmade itu ada cerita di baliknya,” tambahnya.

Tas etnik segitiga unik karya Julia Craft Klaten memadukan kain tradisional dengan desain modern yang mudah dibawa ke mana saja. (Dok. Cenderaloka)

Untuk pemasaran, Julia aktif di berbagai kanal: WhatsApp, Instagram, Shopee, hingga platform lokal seperti Cenderaloka. 

Ia juga rutin mengikuti bazar dan workshop untuk memperluas jaringan dan memperkenalkan produknya ke lebih banyak orang.

“Kalau ada acara bazar, saya semangat. Bisa ketemu pelanggan langsung, bisa cerita. Dari situ biasanya lahir koneksi-koneksi baru,” katanya.

Yang menarik, Julia tak melihat sesama pelaku UMKM sebagai pesaing. 

Ia justru menjalin hubungan baik dan terbuka untuk belajar dari siapa pun. 

Halaman
123