Dibangun dengan Kayu Jati dari Pulau Jawa
Struktur bangunan gereja ini sebagian besar dibangun dari kayu jati—bahan yang dikenal kuat dan tahan lama.
Sebanyak 150 kubik kayu jati didatangkan dari hutan di Pulau Jawa dengan menggunakan kapal besar menuju pelabuhan di Maumere.
Kayu-kayu ini digunakan untuk membangun tiang utama, atap, serta ratusan bangku panjang yang berderet rapi hingga altar utama.
Atap gereja dirancang dalam dua susun kerucut, dengan menara lonceng abu-abu setinggi 15 meter berdiri kokoh di bagian
Pintu masuk gereja dilindungi oleh atap kecil yang ditopang oleh tiang kayu jati.
Di kiri dan kanan pintu, terdapat dua patung setinggi 1,5 meter, yaitu Santo Ignatius Loyola dan Santo Yosef, menyambut setiap umat dan pengunjung yang datang.
Bertahan dari Terjangan Tsunami
Pada 1992, bencana tsunami besar menghantam wilayah Maumere dan sekitarnya.
Namun, Gereja Tua Sikka tetap berdiri kokoh, menjadi saksi kekuatan rancangan arsitektur masa lalu dan ketangguhan masyarakat lokal.
Bangunan ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol ketahanan spiritual dan sosial masyarakat Sikka.
Komplek Pemakaman Raja dan Pastor
Di sisi kiri dan kanan gereja, terdapat kompleks pemakaman para raja-raja dan pastor yang pernah berjasa dalam menyebarkan ajaran Katolik di wilayah ini.
Area ini menambah kesan sakral dan historis bagi siapa pun yang datang berkunjung.
Di halaman luas gereja, terdapat pula gedung Pastoran Santo Ignatius Loyola Sikka yang masih digunakan hingga kini.
Baca tanpa iklan