Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Wisata Religi di Flores: Menjelajah Gereja Tua Sikka di Lela, Sikka, Nusa Tenggara Timur

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GEREJA - Gereja Paroki Santo Ignatius Loyola Sikka di Desa Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pulau Flores tak hanya dikenal karena keindahan alamnya yang memukau, seperti Danau Kelimutu dan Pantai Koka. 

Di ujung selatan Kabupaten Sikka, tepatnya di Desa Sikka, Kecamatan Lela, berdiri sebuah bangunan bersejarah yang mungkin belum banyak dikenal wisatawan: Gereja Santo Ignatius Loyola, atau yang lebih populer dengan nama Gereja Tua Sikka.

Baca juga: Keunikan Pantai Lato, Wisata Ciamik di Flores Timur NTT dengan Lanskap Menawan

GEREJA- Gereja Santo Ignatius Loyoladi Desa Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka. Gereja ini gunakan pertama kali pada 24 Desember 1899 dan kini telah berusia dari 124 tahun. (TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL)

Baca juga: Waktu Pendakian ke Wae Rebo Flores, NTT Maksimal Pukul 4 Sore

Bagi kamu yang menyukai wisata budaya, sejarah, dan spiritual, tempat ini adalah destinasi yang sangat layak untuk dikunjungi. 

Dikenal sebagai satu gereja tertua di Indonesia, Gereja Tua Sikka bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol dari perpaduan budaya Eropa dan lokal yang terjaga hingga lebih dari satu abad lamanya.

Baca juga: Pesona Bukit Cinta di Pulau Flores NTT, Tiket Masukknya Gratis

Baca juga: Daya Tarik, Lokasi, dan Harga Tiket Masuk Pantai Watotena di Flores Timur NTT

Jejak Sejarah Sejak Abad ke-14

Meskipun bangunan fisiknya berdiri pada tahun 1896, catatan sejarah menyebutkan bahwa pengaruh Katolik di wilayah Sikka telah ada sejak abad ke-14. 

Gereja ini pertama kali digunakan pada malam Natal, 24 Desember 1899, dan hingga kini telah berusia lebih dari 120 tahun. 

Tak heran jika bangunan ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional oleh pemerintah Indonesia.

Pembangunannya diprakarsai oleh arsitek berkebangsaan Portugis, Pastor RP JF Le Cocq Engbers d'Armanddaville SJ, dengan dukungan penuh dari Raja Sikka saat itu, Don Andreas Jati Ximenes da Silva, dan tokoh masyarakat seperti Joseph Mbako Ximenes da Silva serta warga Kampung Sikka.

Arsitektur Eksotis, Perpaduan Eropa dan Budaya Lokal

Satu daya tarik utama Gereja Tua Sikka adalah arsitekturnya yang unik. 

Bangunan ini mengadopsi gaya Renaisans dan Barok khas Eropa, namun tidak meninggalkan sentuhan lokal. 

Dinding gereja dihiasi dengan motif tenun ikat Sikka yang disebut Wenda, sebuah simbol budaya setempat yang menandai identitas lokal yang kuat.

Rancangan arsitektur gereja juga mendapat sentuhan dari Pastor Antonius Dijkmans, arsitek yang juga mendesain Gereja Katedral Jakarta. 

Kombinasi pengaruh asing dan lokal menjadikan Gereja Tua Sikka tidak hanya megah, tetapi juga sangat khas dan penuh nilai seni.

Baca juga: Pesona Pulau Kalong di Flores NTT, Kapan Waktu Terbaik Berkunjung ke Sana?

Halaman
123