Keberadaan Desa Reroja juga tak lepas dari sejarah masa lalu.
Masyarakat desa dengan keberagaman suku, agama, budaya dan ras hidup harmonis.
Di mana masyarakat yang mendiami wilayah desa ini mayoritas suku Lio.
Baca juga: Pulau Rusa di Alor NTT, Tempat Seru Lihat Rusa Timor di Alam Liar
Dalam perkembangannya selain suku Lio, ada juga suku Krowe dan suku Bajo yang turut mendiami Dusun Mageloo, Dusun Duli, dan Dusun Koro.
Desa Reroroja sebelumnya masuk wilayah Desa Magepanda kemudian akhirnya mekar menjadi tiga desa.
Pemekaran Desa Magepanda terjadi pada tahun 1998 terdiri dari Desa Magepanda, Desa Reroroja, dan Desa Kolisia.
Nah, dari tahun 1998 desa ini terbentuk hingga pemilihan nama desa yang memiliki arti. Nama Reroroja diambil dari nama penduduk atau nama orang yaitu Rero dan Roja.
Rero dan Roja merupakan penduduk pertama yang tinggal di daerah ini.
Mereka adalah tuan tanah, masyarakat setempat menyebutnya “Moa Rero" dan pahlawan pada waktu itu karena perang melawan Belanda.
Dalam perkembangannya, wilayah Reroroja yang mulanya luas, sekarang secara perlahan mengalami penyempitan.
Kondisi ini terjadi, akibat pemekaran wilayah desa baru serta adanya batas desa.
Potensi Desa Reroroja
Penduduk desa Reroroja berjumlah 3.708 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 882 KK.
Jumlah penduduk yang ada mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani, disusul nelayan, buruh tani, pedagang dan ASN.
Selain sejarah panjang terbentuknya Desa Reroroja, wilayah dengan luas 41.974 kilometer persegi ini memiliki potensi alam yang menjanjikan mulai dari pertanian, laut, peternakan hingga pariwisata.
Baca tanpa iklan