Usaha yang ia rintis bersama keluarga itu terus berkembang, dikenal luas oleh masyarakat.
Apalagi produknya memiliki ciri khas sendiri dengan nuansa Melayunya yang kental.
Tidak heran jika produknya banyak mendapatkan tempat di hati para pelanggannya.
Tidak hanya dari Riau, tapi juga dari luar Riau.
"Ada dari Medan, Jakarta, Kalimantan ada juga," kata ibu tiga anak ini.
Tidak hanya dari dalam negeri, produk kerajinan tangan Candafa Tekat Tiga Dara ternyata juga banyak dipesan konsumen dari luar negeri. Khususnya dari negeri jiran, Malaysia.
Syarifah paham betul, kualitas adalah hal terpenting yang harus dijaga dalam setiap produk yang dihasilkan.
Ia bahkan tak segan memberikan garansi jika ada komplen dari konsumennya.
"Kalau ada yang tidak rapi kita jahit ulang, kita rapikan, kalau ada yang luntur, itu kita ganti dengan yang baru," ujarnya untuk memastikan kepuasan konsumen dalam menggunakan semua produknya.
Sementara dari sisi harga, produk dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) milik Syarifah ini sangat terjangkau.
Mulai dari Rp 10 ribu untuk souvenir dan Rp 50 ribu hingga ratusan ribu untuk tanjak.
Sementara untuk batik dibanderol mulai Rp 350 ribu sampai Rp 1 juta, tergantung jenis kain dan motifnya.
Sedangkan untuk hiasan dinding dijual mulai dari harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
"Yang paling diminati itu sulam tekat, souvenir dan batik tulis, kemarin Pak Pj Gubernur Riau ada pesan 100 lembar di sini," katanya.
(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Tekat Tiga Dara: Menjaga Tradisi dan Merajut Asa Lewat Kerajinan Tangan Khas Melayu.
Baca tanpa iklan