Ia menambahkan, Makam Butuh kemudian dipugar Pakubuwaan X sekitar tahun 1930.
Makam dipugar dengan batu nisan ditinggikan, karena saat itu, kompleks makam Butuh masih sering tergenang banjir.
"Makam dipugar dengan diberi beton, kemudian ada tembok sekeliling, gerbang, kemudian diberi tanda diatas gerbang itu Mahkota PB X, dan sejak itu resmi dijaga, ada penjaganya, ada juru kuncinya," jelasnya.
Baca juga: 5 Kuliner Enak di Sragen untuk Makan Siang, Pencinta Pedas Cobain Botok Mercon Mbah Wiro
Aziz menerangkan Makam Butuh dikenal dengan Makam Joko Tingkir.
Singkatnya, setela meninjak usia dewasa, Joko Tingkir diminta untuk mengabdi ke Keraton Demak, yang masih dikuasai Sultan Trenggono.
Di Keraton Demak, Raden Joko Tingkir tergolong prajurit berprestasi, sehingga tidak butuh waktu lama Raden Joko Tingkir diangkat menjadi Ketua Kompi.
Raden Joko Tingkir sempat kembali ke daerah asalnya, dan kembali lagi ke Demak selang beberapa waktu.
Pada saat kembali, kerajaan Demak sedang mengalami kekisruhan yang diakibatkan karena ada yang mengamuk, namun tidak ada yang dapat menundukkannya.
Lalu, Raden Joko Tingkir diminta untuk mengatasi amukan kerbau tersebut, dan akhirnya berhasil ditaklukkan.
Karena jasanya itu, Raden Joko Tingkir diangkat menjadi menantu oleh Sultan Demakdan dipercaya menjadi Adipati Pajang dengan gelar Adipati Hadiwijaya.
Setelah Sultan Trenggono meninggal dunia, terjadi perebutan tahta oleh anak cucunya.
Raden Jaka Tingkir pun tidak ingin ikut berebut tahta, karena ia sadar, bahwa itu bukan menjadi haknya.
Perebutan tahta pun semakin sengit, namun akhirnya pihak kerajaan Demak sepakat mengangkat Adipati Hadiwijaya menjadi Raja Demak IV dengan gelar Sultan Hadiwijaya.
Karena kondisi Demak tidak kondusif, maka ibu kota Kerajaan Demak dipindah ke Pajang, sehingga gelarnya menjadi Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang I.
"Setelah memimpin 40 tahun, pindah ke Butuh ini, menjadi penerus perjuangan orang tuanya, yang dulu itu Butuh ini sebagai orang tua di Masyarakat, sebagai yang dimintai nasehat, itu dilanjutkan sultan Hadiwijaya," jelasnya.