Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal UMKM

Pesona Rumah Jepun Plumeria di Gianyar, Bali, Kolektor Tanaman Hias Wajib Mampir

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bunga jepun dengan nama ilmiah 'Nerium oleander'

Bunga ini memiliki daya tarik bagi banyak pelanggan, terutama dari sektor pariwisata seperti villa dan hotel di kawasan wisata populer seperti Pandawa, Ungasan, dan Canggu.

Baca juga: Resmi Naik, Segini Tiket Masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru untuk Turis Lokal & Asing

Bunga jepun dengan nama ilmiah 'Nerium oleander' (Tubifex, CC BY-SA 3.0 , via Wikimedia Commons)

Kisah Sukses yang Bermula dari Hobi

I Gede Mahaputra (42 tahun) menceritakan awal mula usahanya, yang tak lepas dari ketidaksengajaan saat ia mengunggah koleksi bunga jepunnya ke media sosial. 

"Awalnya saya memang hobi budidaya jepun, nanem-nyetek jepun. Nah, pas sekitar tahun 2013 itu saya iseng foto-foto koleksi bunga jepun saya dan diunggah ke Facebook. Ternyata booming waktu itu, banyak yang share postingan saya. Dari situlah saya seriuskan untuk bisnis tanaman jepun ini," kenangnya.

Dengan antusias, ia menjelaskan bagaimana ia memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk membudidayakan bunga-bunga tersebut. 

Beberapa jenis bunga ia impor langsung dari Thailand, lalu disilangkan dengan bunga jepun lokal, menciptakan variasi warna dan bentuk yang unik. 

"Kebanyakan yang membeli itu di sektor pariwisata, seperti villa dan hotel-hotel. Daerah Pandawa, Ungasan, Canggu, itu sering banget pesan dari sini," tambahnya.

Baca juga: Taman Lembah Dewata Lembang: Wisata Alam Bernuansa Bali dan Jawa, Harga Tiket Masuk Mulai Rp 20 Ribu

Tantangan dan Harapan di Tengah Perjalanan Bisnis

Keberhasilan I Gede dalam mengelola Rumah Jepun Plumeria pernah membawanya meraih keuntungan hingga Rp 9 juta per hari, terutama pada masa sebelum pandemi COVID-19. 

Tak hanya melayani pasar lokal, ia juga sering menerima pesanan dari luar negeri, seperti Thailand, Jepang, Australia, Jerman, dan negara lainnya.

Namun, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang cukup besar pada penjualan Rumah Jepun Plumeria. 

Permintaan menurun drastis selama masa pandemi, namun kini usaha tersebut berangsur-angsur pulih. 

Salah satu kendala lain yang dihadapi adalah proses dan regulasi untuk ekspor tanaman ke luar negeri. 

"Susahnya pengurusan prosedur untuk impor keluar negeri kadang-kadang jadi kendala yang menyebabkan kerugian jutaan rupiah," ungkap I Gede. 

Ia berharap pihak terkait dapat memberikan kemudahan dalam prosedur ekspor dan impor ke depannya.

Halaman
1234