Ni Nyoman Pollok kembali ke Bali dan mengurus rumah yang telah menjadi museum ini hingga ia meninggal dunia pada tahun 1985.
Setelah itu, rumah tersebut sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah dan terus dilestarikan hingga kini.
Baca juga: Mengunjungi Museum Sumpah Pemuda di Jakarta, dari Sejarah, Koleksi, hingga Harga Tiket Masuk
Museum Le Mayeur adalah bukti nyata cinta yang abadi, baik cinta pada seni maupun cinta sejati antara Le Mayeur dan Ni Nyoman Pollok.
Tempat ini bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga saksi bisu dari kisah cinta yang abadi dan dedikasi seorang seniman terhadap kecantikan dan keindahan yang ia temukan di Bali.
Bagi siapa pun yang mengunjungi museum ini, mereka tidak hanya menyaksikan karya seni yang memukau, tetapi juga merasakan sentuhan dari sebuah kisah hidup yang penuh dengan warna dan keindahan.
(Tribun-Bali.com/I Made Wira Adnyana Prasetya)(TribunTravel.com/mym)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Museum Le Mayeur: Destinasi Wisata Seni dan Budaya yang Menawan di Bali
Baca tanpa iklan