TRIBUNTRAVEL.COM - Tasunami Aceh pada 2004 menyisakan jejak sejarah yang sampai saat ini masih berdiri kokoh.
Selain Masjid Raya Baiturrahman, kapal PLTD Apung juga menjadi saksi bisu kedahsyatan tsunami Aceh pada 2004 silam.
Sesuai dengan namanya, PLTD Apung merupakan sebuah kapal besar yang difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PLN.
Kapal berbobot 2.600 ton dengan panjang 63 meter dan luas 1.600 meter persegi tersebut sekarang berada di kawasan Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kabupaten Banda Aceh, Aceh.
Baca juga: Jam Buka, Harta Tiket Masuk & Panduan Menuju Pantai Lampuuk di Kecamatan Lhoknga, Banda Aceh, Aceh
Kapal PLTD Apung memiliki kapasitas 10,5 megawatt yang bisa memasok listrik untuk Kotamadya Aceh dan Ulee Lheu.
Lalu, bagaimana kapal PLTD Apung bisa menjadi saksi bisu kedahsyatan tsunami Aceh 2004?
Begini kisahnya.
Awalnya, PLTD Apung 1 ini berlabuh di Ulee Lheu dan akhirnya terdampar di Punge Blang Cut karena diseret oleh gelombang dahyast Tsunami Aceh 26 Desember 2004.
Saat kejadian, kapal PLTD Apung sedang berlabuh di pelabuhan Ulee Lheu yang jaraknya lebih kurang 5 km dari Gampong Punge Blang Cut.
Kapal sedang berlabuh dan baru saja diisi bahan bakar penuh.
Awak kapal yang bekerja saat itu berjumlah 12 orang.
Baca juga: Filosofi Kue Lepat, Camilan Khas Gayo Aceh Tengah, Aceh yang Hadir di Hari Tertentu
Sekitar pukul 7.30 WIB, terjadi gempa dengan kekuatan 9,3 skala Richter.
Setelah sekitar 10 menit kemudian air surut ke arah laut dengan jarak kurang lebih 1 km dari garis pantai, dan saat itu posisi kapal PLTD menjadi miring ke arah (dalam) pelabuhan.
Semua awak kapal berlari dan melompat ke arah daratan dan tidak lama kemudian, terdengar suara ledakan dari arah laut sebanyak tiga kali.
Setelah suara ledakan, air laut langsung naik kembali ke arah daratan dengan cepat.
Baca tanpa iklan