Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Mengunjungi Museum Tsunami Aceh, Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, yang Simpan Kenangan Pedih

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung melintas depan Gedung Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh, Kamis (21/2/2013). Selain berisi informasi tentang gempa dan tsunami, museum berlantai empat dengan arsitektur modern yang dibangun tahun 2007 tersebut juga diperuntukkan sebagai tempat evakuasi bencana alam.

Gajah-gajah ini membantu membersihkan puing-puing dan mengevakuasi korban.

Melalui berbagai ilustrasi dan pameran, kita dapat melihat betapa pentingnya peran hewan-hewan ini dalam upaya rehabilitasi Aceh.

Kemudian, kita akan mengunjungi area Exhibition Picture , yang menampilkan foto-foto kehidupan masyarakat Aceh sebelum, saat, dan setelah tsunami terjadi. 

Setiap foto membawa kisah tentang perjuangan, ketangguhan, serta kebangkitan masyarakat Aceh, memberikan kita pandangan yang lebih mendalam tentang bagaimana mereka mampu bangkit dari reruntuhan dan membangun kembali kehidupan mereka.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil didampingi oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin berkunjung ke Museum Tsunami Aceh pada Sabtu, (25/12). Kunjungannya kali ini menjadi momen dirinya untuk bernostalgia dengan Museum Tsunami yang didesainnya sekitar 15 tahun lalu. (Serambinews.com)

Bagian terakhir dari tur ini adalah Pameran Tetap, yang menampilkan artefak-artefak serta visual terkait Gelombang Tsunami dan sisa-sisa pasca bencana. 

Di sini, kita akan melihat berbagai barang yang selamat dari bencana, seperti sepeda motor, jam, miniatur masjid, dan kapal apung. 

Semua benda ini menjadi saksi bisu dari kehancuran yang disebabkan oleh tsunami, namun juga menunjukkan semangat pantang menyerah masyarakat Aceh dalam membangun kembali kehidupan mereka.

Di akhir kunjungan, banyak pengunjung yang merasakan kesan mendalam. 

Seperti Syahrol dari Aceh Singkil, yang datang bersama keluarganya setelah mendengar cerita tentang museum ini dari teman-temannya.

“Saya dengar dari kawan-kawan bahwa museum ini penuh dengan sejarah, jadi saya ingin membawa anak-anak dan keluarga kemari,” ujarnya.

Rata-rata pengunjung yang datang ke museum ini bersamaa keluarganya untuk memperlihatkan kepada anak-anak mereka tentang bagaimana Tsunami Aceh 2004 dulu sebagai bahan edukasi. 

Fajriadi yang juga pengunjung dari Lhoksukon, Aceh utara juga menambahkan, dengan adanya museum ini bisa menjadikan pembelajaran untuk kita semua.

"Berada di sini membuat saya mengenang kembali bagaimana saudara-saudara kita mengalami bencana tsunami. Saya juga berharap museum ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk kita semua ke depannya," pungkasnya.

Baca juga: Air Panas Lawe Gurah, Wisata Alam di Kaki Gunung Leuser, Ketambe, Aceh Tenggara, Aceh

Museum Tsunami Aceh tidak hanya bercerita tentang masa lalu, tetapi juga memancarkan semangat kebangkitan. 

Museum ini menjadi saksi bisu dari betapa kuatnya masyarakat Aceh dalam bangkit dari keterpurukan. 

Halaman
1234