Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Elita Songket

Uniknya Elita Songket di Desa Limbang Jaya II, Tanjung Batu, Ogan Ilir, Sumsel, Pakai Pewarna Alami

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pembuatan kain songket khas Sumatera Selatan.

Karena mulai dari tahapan ekstraksi tumbuhan menjadi pewarna hingga proses penenunan, memerlukan waktu yang tak sebentar.

Elita mengaku sudah menyiasati hal ini dengan merekrut 200 pengrajin kain songket yang berasal dari desa setempat.

"Pastinya perlu ketelitian dalam pembuatan songket pewarna alam. Ada yang memakan waktu sampai satu bulan per helainya. Namun alhamdulillah pengrajin kami ada banyak," ungkap Elita.

Songket yang menjadi primadona diantaranya songket bunga cina, lepus, tembaga, yang dibanderol dengan harga mulai Rp 2,2 juta hingga Rp 3 juta per set.

Motifnya naga besaung, kenangan makan ulat, bintang berantai, pulir dan motif-motif cantik lainnya.

Untuk sekali produksi, Elita Songket bisa menghasilkan puluhan set kain songket.

"Pernah stok sampai 50 set dan terjual semua," ujar Elita.

Melza Ayu Rahminia, istri Pj Gubernur Sumatera Selatan Elen Setiadipun dibuat berdecak kagum oleh keanggunan songket produksi Elita.

Belum lama ini, Melza mengunjungi Elita Songket dan membeli puluhan helai kain dengan pewarna alam.

"Hari Selasa kemarin Ibu Melza membeli songket bunga cina motif nampan perak warna pink. Beliau sangat suka," ungkap Elita.

Sebelum Melza, ibu-ibu pejabat dari unsur Forkopimda di Ogan Ilir maupun Sumatera Selatan hingga Kementerian sudah banyak berkunjung ke Elita Songket.

Menurut Elisa, meningkatnya UMKM di bidang busana dan fashion seperti songket Ogan Ilir karena beberapa faktor.

Di antaranya kualitas barang, harga kompetitif, pengemasan, hingga kepercayaan pembeli yang tak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga luar negeri.

"Ada yang datang langsung dari Malaysia. 

Mereka bilang produk songket kami kualitas tinggi namun harga kompetitif. 

Halaman
1234