Ia mengemukakan alasan mengapa memilih sekubal sebagai mata pencahariannya sampai saat ini.
"Ceritanya pada saat itu, Wali Kota Bandar Lampung membuka kuliner yang berada di Jalan Gatot Subroto sekitar tahun 2019-2020. Saya langsung timbul inspirasi untuk menjual makanan khas Lampung yakni sekubal. Karena mungkin tidak semua orang bisa membuat sekubal ya, jadi ya kita jual saja," ujar Umi Fadillah.
Dagangannya pun kian laris, akhirnya Umi memutuskan berjualan sekubal tiap minggu.
Ia menjajakan dagangannya pada Sabtu dan Minggu pukul 06.00 -10.00 WIB di Taman UMKM Bung Karno bertepat di Jalan Gatot Subroto, Pahoman, Lampung, Bandar Lampung.
"Sekubal ini makanan klasik, jadi memang prosesnya panjang, jadi tidak semua orang bisa. Jadi alhamdulillah setelah kita berjualan agak berjalan, artinya memang sekubal itu banyak peminatnya. Kita makin semangat buat produksi sekubal," sambungnya.
Terlebih, sekubal kini tak hanya bisa dinikmati pada saat hari raya saja, melainkan warga Lampung bisa membeli makanan ini di hari weekend.
"Saya juga menerima pesanan, jadi kalau ada hajatan saya siap terima," tutup Umi.
Cara membuat sekubal
"Sekubal ini memang tidak semua orang bisa menikmatinya, kadang kita membuat banyak tapi peminatnya kurang, sementara prosesnya itu kan panjang ya, banyak step yang harus dilewati," bebernya.
Selain kesulitan pemasaran produk, juga pada saat proses pembuatan acapkali daun pisang yang dipakai untuk membungkus sekubal sering rusak pada karena proses perebusan yang terlalu lama.
"Tantangan mengalami kegagalan dalam proses pembuatan, daunnya tidak super (bagus), daunnya pecah. Kalau daunnya sudah pecah ya sudah gagal, jadi memang suatu tantangan. Namun, kita masih berusaha yang terbaik jadi tak terjadi hal demikian," imbuhnya.
Tonton juga:
Tempat sewa motor di Lampung
Traveler, jika kamu masih ingin liburan di Lampung dan tidak membawa kendaraan bisa mengunjungi tempat sewa motor.
Ada beberapa rekomendasi tempat sewa motor di Lampung yang bisa kamu rental harian hingga mingguan.