Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Annapurna

Oleh-oleh Annapurna Bali, Produk UMKM yang Ngehits dan Pernah Kirim sampai Afrika

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Produk camilan yang dijual di Annapurna Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali.

Kacang Kapri Bawang Khas Bali Garlic Tjap Bali Asli 250 Gram. 

Annapurna: UMKM yang Menginspirasi dan Menghubungkan Usaha Kecil Menuju Kesuksesan Global (Tribun Bali/I Made Wira Adnyana)

“Inspirasi awal berdirinya Annapurna adalah akibat Pandemi Covid-19, di mana banyak pelaku pariwisata yang dirumahkan dan mencoba untuk bikin usaha kecil-kecilan, terutama di bidang snack ringan. Di sinilah kami berpikir, apakah ada cara di mana kami bisa bantu usaha ini dan saling menguntungkan satu sama lain. Nah, dari situlah UMKM Annapurna berdiri,” ujar Putu Oka Restu Megasari.

Baca juga: Berburu Ikan Asar Oleh-oleh Khas Ambon, Pencinta Seafood Wajib Coba

Dalam perjalanan membantu UMKM, Annapurna memberikan berbagai bentuk bantuan yang sangat berarti. 

Salah satunya adalah repackaging dan tes laboratorium untuk kandungan gizi nutrisi, yang bertujuan untuk meningkatkan peluang pasar dan nilai jual dari produk-produk usaha kecil yang mereka bina. 

Sebagai contoh, kripik-kripik yang sebelumnya hanya dihargai Rp 1.000 per bungkus, kini dengan sentuhan kemasan yang lebih menarik dan legalitas yang terjamin, bisa dijual hingga belasan ribu rupiah per bungkus.

Salah satu pencapaian signifikan Annapurna adalah keberhasilan mereka dalam menembus pasar internasional. 

Produk-produk Annapurna kini sudah diekspor ke Afrika Selatan dan Malaysia, dengan bantuan KBRI Pretoria Afrika Selatan melewati bapak Michael Pasaribu selaku staff fungsi Ekonomi KBRI Pretoria Afrika Selatan yang menjadi penghubung antara produk-produk Annapurna dan pasar di Afrika Selatan.

Pada salah satu expo di Afrika Selatan tahun 2023 lalu, terlihat beberapa pengunjung yang mencoba langsung teaster dari cemilan mereka dan mengatakan “the taste is crunchy and it is very rich" rasanya renyah dan sangat gurih.

Produk camilan yang dijual di Annapurna Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali. (Instagram/@theannapurnabaliexpo)

“Untuk tembus ke market luar, kita perlu fokus pada yang namanya ‘development of quality control,’ di mana kita berjuang membuat hasil olahan tiap usaha yang kita ampu supaya hasilnya lebih sehat, seperti penggunaan minyak yang berkualitas satu kali pakai, kemudian menambahkan seleksi pengolahan yang ketat, memastikan agar produk yang kita buat itu benar-benar sehat,” jelas Putu Oka Restu Megasari.

Respon positif terus mengalir dari usaha-usaha kecil dan rumahan yang dibina oleh Annapurna. 

Mereka tidak hanya loyal, tetapi juga konsisten untuk saling mendukung dan berkembang bersama-sama. 

Namun, perjalanan Annapurna tidak selalu mulus. 

Tantangan besar, terutama pada masa awal berdirinya, seperti masalah permodalan dan masa kadaluarsa produk yang akan dikirim ke luar negeri, membuat Annapurna harus terus berinovasi dan bekerja keras untuk tetap bisa membantu para pelaku usaha kecil dan rumahan.

Putu Oka Restu Megasari menceritakan, “Dulu kita minjem KUR BRI awalnya untuk modal, dan sekarang kita masi memikirkan untuk memperpanjang masa kadaluarsa produk kami”

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang UMKM Annapurna dan produk-produknya, Tribunners bisa mengunjungi Instagram mereka di @theannapurnabaliexpo atau website resmi di www.theannapurnabali.com. 

Halaman
1234