Puluhan tas anyaman plastik tali pet dengan berbagai ukuran dan model tampak tertata rapi di rak galeri.
Sedangkan beberapa produk tas rajut tali kur diletakkan dalam etalase kaca di bagian depan galeri.
Alfi kemudian menceritakan kembali perjalanannya menekuni usaha kerajinan tas anyaman plastik dan tas rajut tali kur.
Awalnya, ia memang hanya membuat tas rajut tali kur untuk dipakai sendiri.
Namun, ternyata tas rajut tali kur karyanya banyak diminati tetangga dan teman-temannya.
"Dari situ, saya melihat peluang nilai bisnis luar biasa dari usaha kerajinan tas tali kur, kemudian saya tekuni sampai sekarang," ujar perempuan lulusan SMP itu.
Meski mulai serius, Alfi masih menganggap usaha kerajinan tas itu sebagai usaha sampingan di rumah.
Baca juga: Ketam Isi Jadi Oleh-oleh Favorit di Bangka Belitung, Cangkang Kepitingnya Bisa Dimakan
Karena, ia masih menerima uang belanja bulanan dari suaminya.
Maka itu, sebagai ibu rumah tangga, ia tetap mengutamakan mengurus suami dan anak-anak.
Namun jalan hidup berkata lain. Suami Alfi, Dodik Subagyo (43) terkena program pensiun dini dari perusahaan tempat kerjanya pada tahun 2015.
Momen itu, seperti menjadi semangat bagi Alfi dan suami untuk lebih fokus menekuni usaha kerajinan tas.
Alfi mulai menggarap serius pemasaran kerajinan tas miliknya. Ia menggunakan saudara dan teman untuk memasarkan kerajinan tas miliknya.
Ia juga merekrut pekerja agar produksi kerajinan tas bisa terjaga stabil.
"Kebetulan, saya punya beberapa saudara dan teman yang kerja di luar negeri seperti di Taiwan dan Hongkong. Lewat mereka, saya memasarkan kerajinan tas rajut tali kur di Hongkong dan Taiwan," ujarnya.
Produk kerajinan tas tali kur miliknya diterima baik di Hongkong dan Taiwan. Lewat saudara dan teman, ia akhirnya mendapatkan pembeli yang mau memasarkan tas rajut tali kur miliknya di Hongkong dan Taiwan.