Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Oleh-oleh Blitar Tas Anyaman Plastik Tali Pet, Pernah Dikirim ke Taiwan hingga Turki

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi tas anyaman plastik.

Dari Hongkong dan Taiwan, pemasaran kerajinan tas rajut tali kur milik Alfi kemudian merambah ke Singapura, Brunei Darussalam, Australia, dan Turki.

"Sebenarnya pasar lokal juga jalan, tapi penjualannya tidak secepat di sana (Hongkong dan Taiwan). Saya lebih fokus untuk pasar di Hongkong dan Taiwan," ujarnya.

Ketika usahanya mulai berkembang, cobaan justru datang.

Badai pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 membuat usaha kerajinan tas rajut tali kur milik Alfi berhenti produksi hampir dua tahun.

Alfi tidak memproduksi kerajinan tas rajut tali kur karena ketika pandemi, pengiriman barang ke luar negeri ikut ditutup.

Alfi bersama suami harus memutar otak untuk bisa bertahan hidup selama usahanya berhenti produksi.

Ia sempat beralih memproduksi kuliner seperti sambal pecel dan ikan krispi untuk menyambung hidup selama pandemi.

Setelah pandemi mereda dan pasar luar negeri mulai dibuka lagi pada akhir 2022, Alfi mencoba untuk kembali memproduksi kerajinan tas rajut tali kur.

Namun, beberapa pelanggan di luar negeri ketika dihubungi banyak yang tidak mengambil dulu produk tas rajut tali kur milik Alfi dengan alasan ekonomi belum stabil.

Lagi-lagi Alfi harus memutar otak lagi untuk mempertahankan usahanya.

Akhirnya, Alfi mencoba membuat tas anyaman plastik berbahan tali pet untuk dijual di pasar lokal.

Awalnya, ia memanfaatkan limbah tali pet untuk packing kardus menjadi bahan tas anyaman yang biasa dipakai ke acara hajatan.

Ternyata, produk tas anyaman plastik berbahan tali pet milik Alfi diterima di masyarakat.

Pesanan tas anyaman plastik dari bahan tali pet laku keras di pasaran.

Alfi pun berusaha menaikkan kelas produk tas anyaman plastik tali pet dari semula hanya untuk acara kondangan merambah ke suvenir dan fashion.

Halaman
1234