TRIBUNTRAVEL.COM - Tahukah kamu ada banyak tempat wisata bersejarah di Jakarta Utara.
Satu di antaranya adalah Gedung Joang 45.
Baca juga: Jelajah Bekas Rumah Ir Soekarno di Monumen Proklamasi, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta
Baca juga: Panduan Rute Menuju Dairyland Riverside Puncak Jawa Barat Buat Turis Jakarta, Cek HTM dan Jam Buka
Gedung Joang 45 adalah satu dari empat monumen bersejarah yang erat kaitannya dengan Kemerdekaan Indonesia.
Gedung Joang 45 berlokasi di Jalan Menteng Raya No 31 1, RT 1/RW 10, Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Jakarta.
Baca juga: Uniknya Museum Taman Prasasti, Bekas Makam Zaman Kolonial di Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat
Baca juga: Panduan Menuju Monas Jakarta Naik KRL, Transjakarta dan MRT, Cek Juga Harga Tiket Masuknya
Gedung Joang 45 memiliki catatan sejarah yang panjang.
Gedung Joang 45 rupanya bekas hotel mewah berisi delapan ruangan yang kerap diinapi bangsawan, pengusaha, serta pejabat-pejabat Belanda.
Usut punya usut, di Gedung Joang 45 ini, para pemuda berkumpul untuk merencanakan kelancaran pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno dan Moh Hatta.
Mereka yang menamai diri sebagai Pemuda Menteng 31, memiliki seorang ketua bernama Soekarni.
Diceritakan oleh Muslim selaku pemandu wisata Gedung Joang 45, gedung tonggak perjuangan para pemuda Indonesia ini memiliki sejarah yang cukup panjang.
Dimulai dari kepemilikan area tempat Gedung Joang 45 berdiri.
Gedung itu merupakan milik Bangsa Arab meskipun termasuk kawasan Kota Batavia.
"Jadi walaupun kawasan Kota Batavia, tapi tanahnya dahulu dimiliki oleh orang Arab.
Karena pada saat itu di Kota Batavia sekitar 1926 itu kan perdagangan masih tinggi, masih pesat, makanya banyak sekali pejabat-pejabat Belanda ataupun pribumi yang singgah di Kota Batavia ini," ujar Muslim saat ditemui Warta Kota di lokasi, Sabtu (12/8/2023).
Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah Hindia Belanda akhirnya membuatkan tempat pemukiman untuk orang-orang Belanda yang ada di Batavia.
Kemudian, dipilihlah kawasan Menteng saat ini sebagai tempat pemerintah Hindia Belanda membangun pemukiman baru.