TRIBUNTRAVEL.COM - Tahukah kamu ada petilasan murid Sunan Kalijaga di Sragen Jawa Tengah?
Murid Sunan Kalijaga yang dimaksud adalah Cakrajaya, dikenal juga dengan Sunan Geseng.
Baca juga: Unik Banget! Shofie Cookies di Sragen, Jawa Tengah Hadirkan Oleh-oleh Egg Roll Rasa Buah Sawo
Baca juga: 5 Hotel Murah di Sragen, Jawa Tengah Rp 70 Ribuan per Malam, Bisa Akses WiFi Gratis
Petilasan Sunan Geseng bisa kamu temukan di Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Di petilasan yang berlokasi di atas bukit tersebut, terdapat 8 makam, di mana beberapa di antara makam tersebut terdapat nisan kuno.
Baca juga: Tak Lagi Negatif, Kini Siapapun Bisa Berkunjung ke Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, Jateng
Baca juga: 5 Kuliner Enak di Sragen untuk Makan Siang, Pencinta Pedas Cobain Botok Mercon Mbah Wiro
Masih belum diketahui secara pasti, siapa orang yang dimakamkan di sana.
Kepala Desa Musuk, Suharno mengatakan berdasarkan cerita turun temurun, petilasan tersebut diyakini sebagai tempat di mana tubuh Eyang Cakrajaya terbakar.
Dikisahkan bahwa dulu, Sultan Demak mendapat informasi bahwa Raja Brawijaya V telah melanggar perjanjian, yakni membangun candi di sebelah barat Gunung Lawu.
Di mana, dalam perjanjian yang telah disepakati bersama, sebelah barat Gunung Lawu merupakan daerah kekuasaan Sultan Demak.
Sedangkan, di sebelah timur Gunung Lawu menjadi daerah kekuasaan Raja Brawijaya V.
Untuk memastikan hal tersebut, Sultan Demak mengutus Sunan Kalijaga untuk membuktikan informasi tersebut
Lalu, Sunan Kalijaga dan beberapa muridnya pergi ke Gunung Lawu dengan melintasi aliran sungai.
Baca juga: Ribuan Ulat Kilan Teror Belasan Rumah di Sragen, Warga Sampai Tak Bisa Tidur
Singkat cerita, ketika rombongan Sunan Kalijaga tiba di tepi Sungai Kenatan, tepatnya d Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, satu muridnya, yakni Cakrajaya mengeluh sakit.
Cakrajaya kemudian meminta izin kepada Sunan Kalijaga untuk beristirahat di tempat tersebut.
Sunan Kalijaga pun mengizinkan Cakrajaya untuk beristirahat, dan berpesan agar tidak meninggalkan tempat tersebut.
"Lalu Sunan Kalijaga menancapkan sebuah tongkat di sana, Sunan Kalijaga kembali melanjutkan perjalanan ke Gunung Lawu," katanya kepada TribunSolo.com.