Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Gurih Renyahnya Keripik Goroho Oleh-oleh Khas Gorontalo, Harga Murah Meriah Mulai Rp 5 Ribuan

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keripik goroho Mhita Totabuan oleh-oleh khas Gorontalo.

TRIBUNTRAVEL.COM - Liburan ke Gorontalo, rasanya kurang lengkap kalau pulang tak bawa oleh-oleh.

Ada banyak pilihan oleh-oleh dari Gorontalo yang bisa kamu beli untuk keluarga tercinta.

Baca juga: Christine Klappertaart, Tempat Belanja Oleh-Oleh Lezat Khas Manado

Selain songkok hingga kain karawo, kamu dapat membeli oleh-oleh berupa makanan atau camilan.

Oleh-oleh makanan atau camilan khas Gorontalo cukup beragam, satu di antaranya yakni keripik goroho.

Keripik goroho merupakan jenis keripik pisang yang dikemas menggunakan kemasan vakum supaya praktis dan tahan lama.

Srinita Mokodompit, pemilik usaha keripik goroho Mhita Totabuan. (TribunGorontalo.com/Atika)

Baca juga: Tahu Baxo Ibu Pudji Jadi Oleh-oleh Favorit Khas Ungaran, Dirintis Sejak 1995 dan Populer hingga Kini

Bukan sembarang pisang, untuk membuat keripik goroho ini menggunakan pisang yang ditemui di wilayah Sulawesi, pisang goroho - pisang yang sangat umum dijumpai di pasar tradisional.

Akan tetapi, pemilik usaha keripik goroho Mhita Totabuan, Sirinita Mokodompit, mengolah pisang tersebut menjadi camilan lezat yang bisa diperjualbelikan.

Kini hadirlah keripik goroho sebagai oleh-oleh khas Gorontalo yang lezat dan enak.

Baca juga: 4 Tempat Belanja Oleh-Oleh di Manado yang Sedia Makanan hingga Aksesoris Lengkap

Keripik goroho bisa kamu beli di toko Mhita Totabuan Gorontalo.

Srinita sendiri merupakan guru SDN 20 Dungingi, Kota Gorontalo sekaligus Bhayangkari. 

Awalnya, Srinita terinspirasi membuat keripik ini dari saat masa pandemi Covid-19.

Keripik goroho Mhita Totabuan oleh-oleh khas Gorontalo. (Facebook/Galeri Mhita Totabuan)

Baca juga: Belanja Oleh-oleh Khas Semarang, Wajib Beli Moaci Gemini yang Eksis Sejak 1985

Pada saat pandemi Covid-19 melanda Gorontalo, seluruh sekolah tidak lagi aktif melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah, melainkan dilaksanakan secara Daring (dalam jaringan) di rumah.

Srinita yang berprofesi sebagai seorang guru, ia tentu memiliki rutinitas pekerjaan sekolah yang padat. 

Untuk itu, ketika pandemi hadir, ia merasa jenuh jika terus menerus berada di rumah dengan kurun waktu yang cukup lama. 

Baca juga: Daftar Menu dan Harga Falala Chocolate, Oleh-Oleh dari Bali yang Manis Lumer di Mulut

"Saya biasa bekerja, sehingga kalau di rumah saja, saya merasa jenuh. Karena tidak melakukan aktivitas apapun," ucap Srinita pada TribunGorontalo.com, Jumat (10/05/2024).

Halaman
1234