TRIBUNTRAVEL.COM - Telah diterima secara luas bahwa bahasa adalah unik bagi umat manusia.
Kini, para peneliti yang memeriksa video simpanse yang mengucapkan kata-kata manusia telah menantang keyakinan tersebut.
Sebuah studi baru menunjukkan bagaimana simpanse jauh lebih mampu berbicara daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dengan adanya penelitian lebih lanjut, temuan ini dapat mendefinisikan kembali pemahaman mengenai evolusi bahasa manusia dan kemampuan bicara kera besar.
Baca juga: Viral Ijazah Mahasiswi Ditahan usai Mengkritik Kampus, LLDIKTI Buka Suara
Melansir allthatsinteresting.com, Kamis (1/8/2024), para ahli masih belum yakin kapan bahasa manusia berkembang.
Perkiraannya berkisar dari 300.000 tahun yang lalu hingga 50.000 tahun yang lalu.
Namun, sudah diterima secara luas bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan fonetik dan kemampuan mempelajari vokalisasi baru.
Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mencoba bereksperimen dengan bahasa pada hewan lain, termasuk paus sperma, yang berkomunikasi menggunakan "abjad" rumit yang terdiri dari klik cepat.
Eksperimen yang paling membuahkan hasil terjadi pada kerabat terdekat manusia, yakni kera besar.
Baca juga: Viral Universitas di Jogja Selenggarakan KKN di Arab Saudi, Kunjungi Madinah dan Jeddah
Mungkin contoh yang paling terkenal adalah Koko, si gorila yang diajari menggunakan bahasa isyarat.
Akan tetapi dalam percobaan pada tahun 2023, peneliti menemukan bahwa simpanse menggunakan sintaksis dan suara tertentu untuk menyampaikan ide unik tentang lingkungannya.
Namun, para ilmuwan telah menekankan bahwa, selain manusia, tidak ada hewan yang diketahui berkomunikasi dengan "bahasa" di alam liar.
Sebaliknya, hewan berinteraksi dengan suara unik, gerak tubuh, dan tampilan visual lainnya.
Interaksi ini sering kali sangat emosional dan bersifat bawaan, menjadikannya bukan bahasa yang berkembang melainkan sistem kode yang belum tentu dapat mereka modifikasi dalam konteks sosial yang berbeda.
Oleh karena itu, para peneliti sejak lama percaya bahwa kera tidak memiliki keterampilan neurologis atau kontrol fisik pada pita suara yang diperlukan untuk mengembangkan bahasa.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi Tanggapi Video Viral Wanita Lahiran dalam Mobil sebab Tak Ada Petugas Puskesmas