"Apa karena saya pakai mobil plat luar kota, lalu harga makanan bisa dinaikkan seenaknya. Sebetulnya saya berharap itikad baik dan klarifikasi dari pedagang tersebut, tapi ternyata mereka hanya diam, seakan mengiyakan perbuatan mereka sendiri," paparnya.
Dia berharap Pemerintah Kabupaten Semarang untuk menindaklanjuti pengalamannya yang dialaminya karena sudah meresahkan.
"Mengingat setiap warung untuk taman atau tempat kunjungan bermain harus ada price list agar terhindar dari oknum nakal," kata dia.
Reaksi Bupati Semarang
Sementara itu, Bupati Semarang Ngesti Nugraha menyesalkan perilaku pedagang yang mengetok harga diduga karena pembeli menggunakan mobil pelat luar kota.
Ngesti mengaku mendapat informasi mengenai kejadian tersebut melalui Direct Message (DM) di akun Instagram miliknya.
"Karena itu, saya minta para pedagang jangan seperti itu, kalau ada pembeli yang dilayani dengan harga yang normal, harga umum untuk semua," jelasnya saat ditemui di komplek kantor Bupati Semarang, Senin (29/7/2024).
Ngesti menyebut, pedagang yang mengetok harga mahal akan memengaruhi banyak hal.
Salah satunya, membuat pembeli khawatir saat akan membeli makanan di Alun-alun Lama Ungaran dan merugikan pedagang lain karena bisa membuat sepi pengunjung.
"Kasihan pedagang yang lain, akan merasakan dampaknya, pasti sepi," ujarnya.
Ngesti mengungkapkan, Kabupaten Semarang adalah daerah tujuan wisata dan mengandalkan kunjungan wisatawan dari daerah lain.
"Saya akan minta kepada Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang untuk memberi pemahaman dan pembinaan kepada pedagang," kata Ngesti.
Selain itu, Ngesti juga mengimbau para pedagang untuk memasang daftar menu disertai harga.
Dengan demikian, Ngesti berharap tidak ada pihak yang merasa dirugikan saat transaksi.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Penjual Tongseng Pinggir Jalan di Semarang Diduga Getok Harga, Pembeli Bayar hingga Rp500 Ribu
Baca tanpa iklan