TRIBUNTRAVEL.COM - Fenomena tak biasa terjadi di kawasan Gunung Bromo.
Terekam dalam sebuah video pusaran angin yang membawa material debu dan barang-barang sekitar.
Baca juga: Line Up Jazz Gunung Bromo 2024, Hadirkan Kuntari hingga Vina Panduwinata
Baca juga: Fenomena Bun Upas Muncul di Gunung Bromo, Wisatawan Harus Bersiap dengan Suhu Rendah
Video yang berdurasi 1 menit 5 detik ini langsung menjadi viral di media sosial.
Fenomena pusaran angin itu dinamakan dust devil atau setan debu.
Baca juga: Jadwal Jazz Gunung Bromo 2024, Simak Harga Tiket Harian dan Terusan
Baca juga: Kawasan Bromo Kebakaran, Api di Gunung Batok Merembet ke Probolinggo
Apa itu dust devil yang muncul di Gunung Bromo?
Berbahayakah fenomena dust devil?
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Septi Eka Wardhani menjelaskan, fenomena itu memang mirip tornado.
"Secara visual tampak seperti pusaran angin mirip seperti tornado yang membawa debu dan pasir, namun dengan ukuran yang relatif lebih kecil dari tornado," ujarnya, Kamis (18/7/2024).
Dilansir dari BMKG, dust devil merupakan fenomena alam.
Dust devil diartikan ke bahasa Indonesia adalah setan debu, merupakan pusaran udara kecil namun kuat.
Peristiwa ini terjadi saat udara kering sangat panas dan tidak stabil di permukaan tanah, akhirnya naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya, membentuk aliran udara ke atas berupa pusaran dan membawa debu, serpihan, atau puing-puing di sekitarnya (NOAA).
Rupanya, dust devil ini sering disalah artikan dengan angin puting beliung. Meski sama-sama mirip bentuknya, namun berbeda jenisnya. Atau bisa dibilang serupa tapi tak sama.
Jika dust devil terjadi dikarenakan kondisi cuaca panas, sedangkan puting beliung terjadi gesekan arus udara di dalam awan badai atau awan Cumulonimbus (Awan CB) yang turun membentuk belalai gajah atau corong ke tanah.
Baca juga: Wisata Gunung Bromo Akan Ditutup Sementara Mulai Hari Ini, Cek Jadwal Selengkapnya
Cara simpel membedakan dust devil terjadi karena tanah kering atau cuaca panas, sedangkan puting beliung terjadi karena basah atau hujan.
Meski begitu, dua peristiwa itu punya kesamaan sama-sama merusak.
Septi Eka Wardhani menyebut meski dust devil tidak berbahaya tapi pengunjung Bromo harus tetap berhati-hati bila muncul fenomena setan debu itu. Lebih baik menghindar atau seketika menjauh bila melihat fenomena tersebut.