TRIBUNTRAVEL.COM - Berbicara soal putri duyung pasti langgsung terbayang gambara Ariel yang muncul dalam kisah buat Disney.
Penggambaran putri duyung dalam Disney adalah seorang wanita cantik dengan tubuh ikan dari pinggang ke bawah.
Baca juga: 10 Toko Sneaker Terbaik di Tokyo Jepang Buat Beli Oleh-oleh, Cocok Dijadikan Suvenir
Baca juga: 5 Maid Cafe Terbaik di Tokyo Jepang, Tempatnya Estetik dengan Staf Berpakaian Unik
Sayang gambaran soal putri duyung jauh berbeda di Jepang.
Orang Jepang mengenal putri duyung dengan nama ningyo.
Baca juga: 7 Museum Terbaik di Ginza Tokyo Jepang, Pamerkan Ikan Mas hingga Jam Tangan
Baca juga: 8 Kedai Ramen di Kyoto Jepang Buat Makan Siang Enak dan Mengenyangkan
Seperti Apa Rupa Putri Duyung Tradisional Jepang
Dilansir dari tokyoweekender, putri duyung Jepang dideskripsikan dengan sangat berbeda, bergantung pada waktu dan tempat.
Catatan awal dari Jepang bagian utara pada abad ke-13 menceritakan tentang para nelayan yang menangkap ikan aneh yang berbentuk “seperti mayat manusia”.
Kokon Chomonju , kumpulan mitos dan legenda yang diselesaikan pada tahun 1254, berisi sebuah bagian tentang orang-orang di Provinsi Ise (sekarang Prefektur Mie) yang menemukan ikan berkepala manusia, wajah mirip monyet, dan mulut menonjol.
Mereka dilaporkan menangis ketika ada yang mencoba mendekati mereka, meskipun alasan mengapa ada orang yang mau melakukan itu masih belum jelas.
Gambar ikan besar berkepala manusia ini kemudian memiliki beberapa cabang.
Dalam beberapa deskripsi, ningyo tidak menangis melainkan berbicara dengan suara anak kecil atau bergetar seperti pohon skylark.
Kisah selanjutnya berbicara tentang makhluk laut aneh yang terdampar di pantai Jepang dengan empat anggota badan seperti manusia tetapi dengan ekor dan sisik ikan.
Dalam kronik Hojo Kudai-ki tahun 1331, ada pembicaraan tentang apa yang paling tepat digambarkan sebagai “putri duyung terbalik”: makhluk humanoid berkepala ikan.
Tidak semua cryptid ini disebut “ningyo” pada saat itu, tetapi secara surut diklasifikasikan sebagai proto-putri duyung pada awal abad ke-18 ketika manusia ikan dalam karya seni Jepang mulai menyerupai Ariel.
Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh pelaut asing yang membantu menyebarkan citra putri duyung Eropa sebelum Jepang memasuki masa isolasionis yang panjang pada pertengahan abad ke-17.
Baca tanpa iklan