Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

5 Ritual Mengerikan yang Tersembunyi di Pemakaman Kuno, Kerangka Nazca Tanpa Kepala

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kerangka. Deretan ritual mengerikan yang tersembunyi di pemakaman kuno.

Di mana mereka memakai tengkorak anak-anak yang lebih besar, hampir seperti “helm” tulang.

Terletak di Salango, sebuah kompleks ritual kuno, situs berusia 2.100 tahun ini milik budaya Guangala.

Entah kenapa, ketika ada bayi berusia 18 bulan yang meninggal, masyarakat menutup kepala bayi tersebut dengan tengkorak yang dulunya milik anak usia 4 hingga 12 tahun.

Bayi kedua, yang berusia 6 hingga 9 bulan pada saat kematiannya, dikuburkan bersama tengkoraknya dari seseorang yang berusia 2 hingga 12 tahun.

Penemuan mengejutkan itu menyisakan banyak pertanyaan.

Apa yang terjadi dengan anak-anak lain yang tengkoraknya dijadikan helm?

Mengapa melakukan ritual yang tidak biasa?

Penutup tengkorak tersebut bisa saja berperan sebagai pelindung di akhirat, atau lebih buruk lagi, abu di lokasi tersebut menunjukkan bahwa keempat anak tersebut mungkin telah dikorbankan untuk menenangkan gunung berapi aktif di dekatnya.

5. Pengorbanan di Stonehenge Jerman

Ringheiligtum Pömmelte dijuluki Stonehengenya Jerman. (Michael Deutsch, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)

Pada 1991, fotografer sedang terbang di barat daya Berlin, Jerman, ketika mereka melihat sebuah bangunan kuno di bawah.

Terdiri dari tujuh cincin konsentris yang dibentuk oleh tepian dan parit dengan lubang tiang untuk tiang kayu.

Karena penampilannya, dengan cepat disamakan dengan monumen Stonehenge di Inggris.

Keadaan berubah menjadi mengerikan ketika para arkeolog mulai menarik artefak dari lubang tiang.

Situs ini digunakan tanpa henti selama sekitar 300 tahun.

Ketika tim mencapai lapisan tertua (2321 hingga 2211 SM) yang mewakili budaya Bell-Beaker, mereka menemukan pecahan tembikar, tulang binatang, kapak batu—dan 10 mayat wanita dan anak-anak.

Mayat-mayat tersebut menunjukkan tanda-tanda penganiayaan yang mengkhawatirkan, seperti dipotong-potong, tangan terikat, serta patah tulang tengkorak dan tulang rusuk.

Mereka juga telah dilemparkan ke dalam lubang.

Sebaliknya, kuburan di dekatnya menampung 13 pria yang dikuburkan secara bermartabat tanpa trauma fisik.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa laki-laki dikuburkan di dekat situs untuk menghormati mereka, sedangkan perempuan dan anak-anak dibunuh secara ritual karena alasan yang belum diketahui.

Ambar/TribunTravel