TRIBUNTRAVEL.COM - Malam sebelum dokter mengamputasi kakinya yang terkena kanker, Terry Fox yang berusia 18 tahun membaca tentang seorang pelari yang menyelesaikan Maraton New York dengan kaki palsu.
"Saat itulah saya memutuskan untuk menghadapi tantangan baru ini dan tidak hanya mengatasi kecacatan saya, namun menaklukkannya sedemikian rupa sehingga saya tidak akan pernah bisa melihat ke belakang dan mengatakan bahwa hal itu membuat saya cacat," papar Fox.
Terinspirasi oleh pasien kanker yang ditemuinya saat menjalani kemoterapi selama 16 bulan, Fox berjanji akan berkeliling Kanada untuk mengumpulkan dana bagi penelitian kanker.
Upayanya telah mengumpulkan lebih dari USD 850 juta, mengutip laman allthatsinteresting.com.
Baca juga: Kisah Pria Selamat dari Kecelakaan Pesawat yang Menewaskan 137 Penumpang, Ada yang Tak Beres
Tragisnya, Fox tidak hidup cukup lama untuk melihat dampak penuhnya.
Lahir di Winnipeg, Manitoba pada tahun 1958, Terry Fox menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di pinggiran kota Vancouver, British Columbia, tempat dia bermain olahraga sejak usia dini.
Meskipun tingginya hampir mencapai lima kaki di kelas 8, Fox berlatih setiap hari untuk masuk tim bola basket sekolahnya.
Fox berhasil masuk tim, tetapi dia hanya bermain satu menit sepanjang musim.
Namun Fox tidak menyerah begitu saja.
Baca juga: Kisah Pemuda 19 Tahun Jadi Jemaah Haji Termuda, Gantikan Ayahnya yang Sakit
Sebagai atlet serba bisa, Fox juga berlari lintas alam, bermain sepak bola dan rugby.
Fox akhirnya mendapat tempat di tim bola basket universitas junior di Universitas Simon Fraser.
Namun pada tahun 1976, Fox merasakan sakit yang aneh di kakinya.
Tahun itu, dia berhasil lolos dari kecelakaan mobil tanpa cedera.
Jadi Fox berasumsi kecelakaan itu menyebabkan lututnya sakit.
Ketika rasa sakitnya terus berlanjut, dia mencurigai adanya cedera akibat basket.