Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Alami Kecelakaan Mengerikan, Pria di Jepang Alami Kematian Paling Menyakitkan, Kulitnya Meleleh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kawasan yang terkena radiasi nuklir.

Ini bukan pertama kalinya kotoran sapi dikeluarkan dalam keadaan darurat medis.

Faktanya, ini bukan pertama kalinya dihadirkan untuk 'membantu' seseorang yang tersambar petir.

Pada bulan Juni 2018, masyarakat di distrik Rayagada mencampurkan lumpur dan kotoran untuk 'mengobati' Sankara Bisoi yang berusia 32 tahun dan Biswanath Majhi yang berusia 45 tahun.

Penduduk desa dikuburkan selama 30 menit sebelum petugas kesehatan mendatangi mereka dan memanggil ambulans.

Untungnya, mereka dirawat di rumah sakit dan kondisinya stabil.

Setahun sebelumnya pada tahun 2017, seorang anak laki-laki dari desa Sana Litpuli meninggal karena ditutupi kotoran sapi oleh kerabatnya.

Dia telah ditinggalkan selama 40 menit.

Kedua temannya, yang juga tersambar petir, telah dibawa ke rumah sakit dan selamat dari cobaan tersebut.

Ini bukan pertama kalinya kotoran sapi disebut-sebut sebagai pengobatan suatu penyakit.

Selama pandemi COVID , beberapa umat Hindu dilaporkan menutupi diri mereka dengan kotoran dan air seni sapi, dengan harapan dapat membangun kekebalan terhadap COVID.

Masalah ini mendorong para dokter di India untuk mengeluarkan peringatan agar tidak melakukan hal tersebut.

Dalam agama Hindu, sapi dianggap hewan suci karena melambangkan kehidupan dan bumi.

Ambar/TribunTravel