Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

4 Museum Kereta Api yang Bisa Menjadi Tempat Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Pekan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Museum Kereta Api Ambarawa, rekomendasi tempat wisata untuk belajar sejarah tentang perkeretaapian di Indonesia.

Stasiun Ambarawa dipilih karena Ambarawa memiliki latar belakang historis yang kuat dalam perjuangan kemerdekaan.

Tempat ini menyimpan teknologi kuno yang masih bisa dioperasikan dengan baik serta memiliki lahan yang luas.

Kini, Museum Ambarawa menampilkan koleksi perekeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan RI yang meliputi sarana, prasarana dan perlengkapan administrasi.

Beberapa koleksi sarana perkeretaapian heritage seperti 26 Lokomotif Uap, 4 Lokomotif Diesel, 5 Kereta dan 6 Gerbong dari berbagai daerah.

Kamu juga dapat menikmati perjalanan wisata dengan menaiki Kereta Api Wisata relasi Ambarawa-Tuntang (PP) dengan lokomotif uap maupun kereta diesel vintage.

Selain itu terdapat rute kereta Api Wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (PP) yang menggunakan lokomotif uap bergigi untuk melewati rel bergerigi.

Rel bergerigi tersebut satu-satunya yang masih aktif di Indonesia.

Selain menjadi tempat wisata sejarah, museum dapat disewa untuk kegiatan Pameran, Ruang Pertemuan, Pemotretan, Shooting, Pesta Pernikahan, Festival, Bazar, Pentas Seni, Workshop dan lain-lain.

Baca juga: 3 Tempat Wisata Candi untuk Libur Hari Raya Waisak, Suguhkan Bangunan Bersejarah yang Memukau

2. Museum Kereta Api Sawahlunto

Kereta Api (KA) Wisata Mak Itam di Sawahlunto, Sumatera Barat kembali dioperasikan setelah sebelumnya berhenti sejak tahun 2014. (Dok. PT KAI)

Museum Kereta Api Sawahlunto merupakan sebuah museum yang berlokasi di kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Museum ini menampilkan sejarah dan warisan perkeretaapian yang berhubungan dengan pertambangan batu bara di daerah tersebut.

Alasan utama pembangunan awal kereta api di Sumatera Barat adalah sebagai sarana pengangkutan batu bara di Ombilin, Sawahlunto.

Sebelumnya, tahun 1867 dilakukan penelitian oleh seorang ahli geologi W.H. de Greeve dan setahun kemudian ditemukan kandungan batu bara di Ombilin.

Sejarah museum ini berawal dari pembangunan jalur kereta api oleh perusahaan kereta api negara Sumatra Staatsspoorwegen (SSS). Pembangunan tersebut dimulai dari Teluk Bayur-Padang Panjang-Bukit Tinggi dan Padang Panjang-Sawahlunto.

Sampai tahun 1892 jalur kereta sudah mencapai Muara Kalaban.

Halaman
1234